Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah,
Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu
'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Para ulama membagi sabar menjadi tiga
bagian; Pertama, sabar di atas ketaatan. Kedua, sabar dari apa saja yang
Allah haramkan. Ketiga, bersabar saat tertimpa takdir ketetapan Allah
yang dirasa menyakitkan (musibah).
Jika makna sabar secara bahasa adalah
menahan diri, yakni menahan diri dari apa yang tdak disukai jiwanya.
Maka pada bagian kedua & ketiga kita akan memakluminya, yakni sabar
(menahan diri) dari menuruti syahwat dan dorongan nafsu; dan sabar
(menahan diri) dari mengeluh dan mengumpat atas musibah yang Allah
takdirkan atas dirinya, lalu ia ridha kepadanya dan berharap pahala
kepada Allah atasnya. Kemudian dalam ketaatan kok kita harus sabar,
kenapa?
Sebabnya, karena ketaatan dirasa berat
oleh jiwa & fisik seseorang sehingga sehingga ia merasa kesulitan
menjalankannya. Apalagi kalau fisiknya lemah dan capek, maka beratnya
menjalankan ketaatan semakin terasa. Karenanya untuk menjadi ahli tha'ah
sangat dibutuhkan kesabaran untuk dawam (kontinyu) menjalankannya.
Di sisi lain, ketaatan terkadang
membutuhkan modal duit seperti zakat, infak, haji dan semisalnya maka
menjalankan ketaatan-ketaatan ini menjadi beban bagi jiwa manusia.
Karena tabiat dasar manusia itu pelit, sayang & eman-eman terhadap
harta yang telah diusahakannya. Karenanya seseorang dalam menjalankan
ketaatan ia harus mampu melawan apa-apa yang tidak disukai jiwannya, ia
harus mampu mengalahkan kecenderungan jiwanya yang ingin berleha-leha,
malas, tidak mau ada beban, dan ingin menikmati kesenangan-kesenangan.
Ringkasnya, dalam menjalankan ketaatan
terdapat sesuatu yang berat atas jiwa dan fisik kita. Karenanya
menjalankannya membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Siapa yang mampu
bersabar, atas ketaatan ini dan ditmabah dengan dua macam kesabaran
lainnya di atas maka ia akan mendapatkan keberuntungan hidup.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“Hai orang-orang yang beriman,
bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga
(di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
[PurWD/voa-islam.com].
Sumb: http://www.voa-islam.com/islamia/aqidah/2013/09/02/26605/kenapa-dalam-menjalankan-ketaatan-harus-disertai-kesabaran/
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !