Headlines News :
Home » » Untuk WAKTU Yang Tidak Bisa Berbalik Mundur

Untuk WAKTU Yang Tidak Bisa Berbalik Mundur

Written By Unknown on Selasa, 02 April 2013 | 07:36


Rasulullah SAW, Bersabda: 
"Tidak akan beranjak kedua kaki seorang hamba pada Hari Kiamat kelak sebelum ia ditanya tentang empat hal;

Tentang umurnya, Untuk apa ia menghabiskannya?
Tentang masa mudanya, Untuk apa ia melewatinya?
Tentang Harta kekayaan, Darimana ia mendapatkannya dan untuk apa 
ia mempergunakannya? 

dan,

Tentang Ilmunya, Apa yang telah ia perbuat dengannya?
( HR. Al-Bazzar dan At-Thabrani dari sahabat Mu’adz bin Jabal ).


Allah akan bertanya kepada kita "Bukankah Aku dulu telah memberimu kenikmatan berupa masa muda. Lalu untuk apa masa muda itu kamu lewati? Bukankah aku menangguhkan kematian kepadamu, lalu untuk apa masa hidupmu itu kamu pergunakan? bukankah Aku telah menganugerahkan harta kekayaan, dari mana kamu memperolehnya dan kemana semuanya itu kamu belanjakan? Bukankah Aku telah mengajarkan ilmu kepadamu ilmu pengetahuan, lalu untuk apa ilmu itu kamu manfaatkan?


Waktu mengalir bagaikan sungai, berbisisk sambil mengalir. Diantara celah bebetauan, beriak mendendangkan nyanyian alam. Terus mengalir menghayutkan segala sesuatu yang ada didepannya. Diantara keheningan biru, diantara nyiur lembaian dedaun pepohonan hijau. Diantara  senandung kicau burung di celah ranting-ranting yang berbisik diterpa lembut pelukan angin sepoi, kabut tebal yang mulai menyapa dan semua yang menemani riak demi riak gemuruhnya.

Detik terus bergeming hingga berubah menjadi menit. Menit terus beranjak hingga sampai pada jam. Jam terus berputar hingga berganti hari. Hari terus berlari hingga sampai pada minggu. Minggu terus berlalu dan sampai pada bulan. Dan bulan terus berjalan hingga sampai pada tahun. Begitulah seterusnya, berputar dan terus berputar. Berganti tiada henti. Sampai pada hari ini, dimana aku masih bisa berdiri menatap bayangan diri di balik cermin yang biasa ku pandangi setiap hari. 

Saat ini, ketika aku masih diberi nafas, mampu menghirup udara yang segar, merasakan sepoi angin malam yang menerebos masuk lewat jendela yang terbuka di musim panas yang menyengat. 

Sampai saat ini, dimana aku masih bisa menatap hamparan langit yang terbentang  dipenuhi dengan bebintang  yang membentuk rasi sangat menarik. Inilah ni’mat-NYA yang teramat berharga, dan kadang aku terlena dibuatnya. Benar apa yang disabdakan Rosul tauladan umat, bahwa; “ada dua keni’matan yang sering menipu manusia; ‘SEHAT dan LUANG’.

  
Detik-detik yang semakin terdengar alunan getarannya, dan waktu yang terus bergerak maju seolah enggan berbilang mundur walau untuk sejenak.
Hari lahir di bulan pada tahun ini, berarti semakin berkurangnya jatah umurku di dunia yang sementara. Tapak tilas perjuangan sangat lekat di ingatan.
Ketika diri terlahir kedunia yang indah ini untuk yang pertama kalinya, diri ini tidak tahu apa-apa. hanya suara kecil tangisan yang diikuti senyum kebahagiaan orang-orang disekitarku yang menghias saat itu. Menatap merekapun aku tak mampu. Tapi seiring waktu yang berjalan aku semakin banyak tahu. Dan Allah mengajarkanku banyak hal. 

Allah  memperlihatkan warna keindahan kehidupan di setiap fase kehidupanku, kadang warna kelampun seringkali menyapa satu sisi kehidupanku. Dan semakin aku mengerti, semakin banyak keinginan dan harapan yang mulai ku lukis di kanvas pikiran.

Dintara keinginan dan harapan itu Allah memberikan jawaban dan mengabulkannya, diantaranya pula ada yang masih hanya menjadi sebuah harapan. Jika saja boleh berandai-andai, maka aku ingin kembali ke masa itu, masa dimana aku bisa lebih memiliki waktu dan tenaga untuk meraih apa yang aku inginkan.

Tapi, waktu tak bisa berbalik mundur.
Bukan karena kecintaanku terhadap dunia yang fana ini yang membuatku menuntut sang waktu untuk berbalik mundur ke bilangan sebelumnya, ya … bukan… tapi jiwa ini yang selalu resah dan galau akan tinta kebaikan apa yang telah aku lukiskan pada kanvas kehidupan. Senyum kebahagiaan apa yang telah aku unggingkan di wajah orang-orang yang aku cinta, terlebih kepada kedua orang tua. Amal hebat apa yang telah aku ukir di buku sejarah kehidupan. Ya, belum ada.. masih jauh dari harapan.
Dan warna warni dunia terlalu indah dan menyilaukan mata sehingga membuatnya perih,dan aku takut tidak menemukan penawarnya.
Aku tidak pernah berharap menghembuskan nafas panjang di sini, karena aku takut tidak kuasa menahan pandangan hati dari kesilauan dunia, sementara aku belum mampu juga untuk mempresentasikan amalanku di hadapan Sang Maha Bijaksana yang tidak pernah terkalahkan keadilan-NYA oleh siapapun!!!
Ketika aku mencoba menghadirkan slide-slide kebaikan dalam pikiran, tetap saja ada kesuraman dan keburaman yang membuatnya tidak  nampak jelas.
Duhai sang waktu, ceritakan padaku, kebaikan apa yang telah aku pahatkan di pohon kehidupan, yang akan berbuah manis untukku ketika aku memanennya kelak di taman yang mengalir padanya sungai-sungai kehidupan yang penuh dengan keni’matan, Taman Surga…., yang hanya orang-orang terpilihlah yang akan memasukinya dengan garis-garis senyuman abadi?
Duhai sang waktu, jika memang kau tidak bisa dan tidak akan pernah berhenti berjalan, maka selalu ingatkanlah aku betapa berharganya detik-detik yang slalu kau rangkaikan pada menit dan kau rajut pada jam-jam diatas kain kehidupan, betapa kau tidak akan pernah kembali dengan cerita yang sama yang telah dibicarakan pada kejadian-kejadian lampau kecuali hanya untuk sebuah pelajaran.

Betapa kau akan hanyut begitu saja bersamaan dengan keterlenaan gemerlapnya dunia yang pasti akan padam.
Wahai Dzat yang Maha Menghapus debu-debu dosa dari kesucian hati, sudikah Kau menerima linangan air mata taubatku sehingga dapat menghapuskannya dengan RahmatMu untukku?
Wahai Kekasih Abadi, Aliran cintaMu tidak akan pernah berhenti walaupun sang waktu akan mati, maka biarkan aku dengan segala kelemahanku membalas cinta itu…
Duhai Engkau Yang Maha Lathief dengan segala kelembutan, jangan biarkan aku terjatuh pada dalamnya jurang kekasaran dunia yang hanya akan mengalirkan darah siksaan kepedihan yang tak pernah bisa tertahankan oleh siapapun.
Naungilah aku dengan teduhnya keridhoan dan rahmatMu dalam menyebrangi jembatan yang akan menghantarkan manusia pada sebuah kepastian, keputusan dan kehidupan abadi.

Ya Rabby… yang selalu mengajarkanku berbagai hal, jadikanlah aku sebagai pemenang dari tantangan-tantangan keterlenaan dunia yang akan memperoleh piala kebahagiaan di SurgaMu kelak.

Wahai Allah yang Maha memiliki Cinta, cintailah orang-orang yang mencintaiku dan orang-orang yang aku cinta, teduhilah dengan naungan cinta-MU. Izinkan kami berkumpul dengan penuh cinta di Surga-MU kelak. Mengisi gelas-gelas kerinduan yang belum semapat terisi di dunia ini.

Duhai Allah yang Maha Rahman, berkahilah yang tersisa dari usia yang ku miliki saat ini. Tunjukan kepadaku jalan yang harus ku tempuh untuk menggapai Ridho dan Cinta-Mu. Ijinkan aku mengisi setiap sisa umurku dengan bilangan kebaikan yang akan memberikan manfaat untuk diri, keluarga, kerabat, sahabat dan umat.

Duhai Allah yang Maha Mengabulkan segala permohonan, perlihatkan dan jawablah segala pinta dan cita yang mengakar dalam jiwa, yang  ku senandungkan di setiap ba’it do’a harapan di antara sujud yang terdalam.
Kekasihku, hanya ni’matnya pertemuan dengan Mu itulah yang aku harapkan.

Sumb : Ade mimin Mu'minawati, garut



Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Berbagi Ilmu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger