Rasulullah SAW, Bersabda:
"Tidak akan beranjak kedua kaki seorang hamba pada Hari Kiamat kelak sebelum ia ditanya tentang empat hal;
Tentang umurnya, Untuk apa ia menghabiskannya?
Tentang masa mudanya, Untuk apa ia melewatinya?
Tentang Harta kekayaan, Darimana ia mendapatkannya dan untuk apa
ia mempergunakannya?
ia mempergunakannya?
dan,
Tentang Ilmunya, Apa yang telah ia perbuat dengannya?
( HR. Al-Bazzar dan At-Thabrani dari sahabat Mu’adz bin Jabal ).
Allah akan bertanya kepada kita "Bukankah Aku dulu telah memberimu kenikmatan berupa masa muda. Lalu untuk apa masa muda itu kamu lewati? Bukankah aku menangguhkan kematian kepadamu, lalu untuk apa masa hidupmu itu kamu pergunakan? bukankah Aku telah menganugerahkan harta kekayaan, dari mana kamu memperolehnya dan kemana semuanya itu kamu belanjakan? Bukankah Aku telah mengajarkan ilmu kepadamu ilmu pengetahuan, lalu untuk apa ilmu itu kamu manfaatkan?
Allah akan bertanya kepada kita "Bukankah Aku dulu telah memberimu kenikmatan berupa masa muda. Lalu untuk apa masa muda itu kamu lewati? Bukankah aku menangguhkan kematian kepadamu, lalu untuk apa masa hidupmu itu kamu pergunakan? bukankah Aku telah menganugerahkan harta kekayaan, dari mana kamu memperolehnya dan kemana semuanya itu kamu belanjakan? Bukankah Aku telah mengajarkan ilmu kepadamu ilmu pengetahuan, lalu untuk apa ilmu itu kamu manfaatkan?
Waktu
mengalir bagaikan sungai, berbisisk sambil mengalir. Diantara celah bebetauan,
beriak mendendangkan nyanyian alam. Terus mengalir menghayutkan segala sesuatu
yang ada didepannya. Diantara keheningan biru, diantara nyiur lembaian dedaun
pepohonan hijau. Diantara senandung kicau burung di celah ranting-ranting
yang berbisik diterpa lembut pelukan angin sepoi, kabut tebal yang mulai
menyapa dan semua yang menemani riak demi riak gemuruhnya.
Detik terus bergeming hingga berubah menjadi menit. Menit terus beranjak hingga sampai pada jam. Jam terus berputar hingga berganti hari. Hari terus berlari hingga sampai pada minggu. Minggu terus berlalu dan sampai pada bulan. Dan bulan terus berjalan hingga sampai pada tahun. Begitulah seterusnya, berputar dan terus berputar. Berganti tiada henti. Sampai pada hari ini, dimana aku masih bisa berdiri menatap bayangan diri di balik cermin yang biasa ku pandangi setiap hari.
Saat ini, ketika aku masih diberi nafas, mampu menghirup udara yang segar, merasakan sepoi angin malam yang menerebos masuk lewat jendela yang terbuka di musim panas yang menyengat.
Sampai saat ini, dimana aku masih bisa menatap hamparan langit yang terbentang dipenuhi dengan bebintang yang membentuk rasi sangat menarik. Inilah ni’mat-NYA yang teramat berharga, dan kadang aku terlena dibuatnya. Benar apa yang disabdakan Rosul tauladan umat, bahwa; “ada dua keni’matan yang sering menipu manusia; ‘SEHAT dan LUANG’.
Detik-detik yang semakin terdengar alunan getarannya, dan waktu
yang terus bergerak maju seolah enggan berbilang mundur walau untuk sejenak.
Hari lahir di bulan pada tahun ini, berarti semakin berkurangnya
jatah umurku di dunia yang sementara. Tapak tilas perjuangan sangat lekat di
ingatan.
Ketika diri terlahir kedunia yang indah ini untuk yang pertama kalinya,
diri ini tidak tahu apa-apa. hanya suara kecil tangisan yang diikuti senyum
kebahagiaan orang-orang disekitarku yang menghias saat itu. Menatap merekapun
aku tak mampu. Tapi seiring waktu yang berjalan aku semakin banyak tahu. Dan
Allah mengajarkanku banyak hal.
Allah memperlihatkan warna keindahan
kehidupan di setiap fase kehidupanku, kadang warna kelampun seringkali menyapa
satu sisi kehidupanku. Dan semakin aku mengerti, semakin banyak keinginan dan
harapan yang mulai ku lukis di kanvas pikiran.
Dintara keinginan dan harapan
itu Allah memberikan jawaban dan mengabulkannya, diantaranya pula ada yang
masih hanya menjadi sebuah harapan. Jika saja boleh berandai-andai, maka aku
ingin kembali ke masa itu, masa dimana aku bisa lebih memiliki waktu dan tenaga
untuk meraih apa yang aku inginkan.
Tapi, waktu tak bisa berbalik mundur.
Bukan karena kecintaanku terhadap dunia yang fana ini yang
membuatku menuntut sang waktu untuk berbalik mundur ke bilangan sebelumnya, ya
… bukan… tapi jiwa ini yang selalu resah dan galau akan tinta kebaikan apa yang
telah aku lukiskan pada kanvas kehidupan. Senyum kebahagiaan apa yang telah aku
unggingkan di wajah orang-orang yang aku cinta, terlebih kepada kedua orang
tua. Amal hebat apa yang telah aku ukir di buku sejarah kehidupan. Ya, belum
ada.. masih jauh dari harapan.
Dan warna warni dunia terlalu indah dan menyilaukan mata
sehingga membuatnya perih,dan aku takut tidak menemukan penawarnya.
Aku tidak pernah berharap menghembuskan nafas panjang di sini,
karena aku takut tidak kuasa menahan pandangan hati dari kesilauan dunia,
sementara aku belum mampu juga untuk mempresentasikan amalanku di hadapan Sang
Maha Bijaksana yang tidak pernah terkalahkan keadilan-NYA oleh siapapun!!!
Ketika aku mencoba menghadirkan slide-slide kebaikan dalam
pikiran, tetap saja ada kesuraman dan keburaman yang membuatnya tidak
nampak jelas.
Duhai sang waktu, ceritakan padaku, kebaikan apa yang telah aku
pahatkan di pohon kehidupan, yang akan berbuah manis untukku ketika aku
memanennya kelak di taman yang mengalir padanya sungai-sungai kehidupan yang
penuh dengan keni’matan, Taman Surga…., yang hanya orang-orang terpilihlah yang
akan memasukinya dengan garis-garis senyuman abadi?
Duhai sang waktu, jika memang kau tidak bisa dan tidak akan
pernah berhenti berjalan, maka selalu ingatkanlah aku betapa berharganya
detik-detik yang slalu kau rangkaikan pada menit dan kau rajut pada jam-jam
diatas kain kehidupan, betapa kau tidak akan pernah kembali dengan cerita yang
sama yang telah dibicarakan pada kejadian-kejadian lampau kecuali hanya untuk
sebuah pelajaran.
Betapa kau akan hanyut begitu saja bersamaan dengan
keterlenaan gemerlapnya dunia yang pasti akan padam.
Wahai Dzat yang Maha Menghapus debu-debu dosa dari kesucian
hati, sudikah Kau menerima linangan air mata taubatku sehingga dapat
menghapuskannya dengan RahmatMu untukku?
Wahai Kekasih Abadi, Aliran cintaMu tidak akan pernah berhenti
walaupun sang waktu akan mati, maka biarkan aku dengan segala kelemahanku
membalas cinta itu…
Duhai Engkau Yang Maha Lathief dengan segala kelembutan, jangan
biarkan aku terjatuh pada dalamnya jurang kekasaran dunia yang hanya akan
mengalirkan darah siksaan kepedihan yang tak pernah bisa tertahankan oleh
siapapun.
Naungilah aku dengan teduhnya keridhoan dan rahmatMu dalam
menyebrangi jembatan yang akan menghantarkan manusia pada sebuah kepastian,
keputusan dan kehidupan abadi.
Ya Rabby… yang selalu mengajarkanku berbagai hal, jadikanlah aku
sebagai pemenang dari tantangan-tantangan keterlenaan dunia yang akan memperoleh
piala kebahagiaan di SurgaMu kelak.
Wahai Allah yang Maha memiliki Cinta, cintailah orang-orang yang
mencintaiku dan orang-orang yang aku cinta, teduhilah dengan naungan cinta-MU.
Izinkan kami berkumpul dengan penuh cinta di Surga-MU kelak. Mengisi gelas-gelas
kerinduan yang belum semapat terisi di dunia ini.
Duhai Allah yang Maha Rahman, berkahilah yang tersisa dari usia
yang ku miliki saat ini. Tunjukan kepadaku jalan yang harus ku tempuh untuk
menggapai Ridho dan Cinta-Mu. Ijinkan aku mengisi setiap sisa umurku dengan
bilangan kebaikan yang akan memberikan manfaat untuk diri, keluarga, kerabat,
sahabat dan umat.
Duhai Allah yang Maha Mengabulkan segala permohonan, perlihatkan
dan jawablah segala pinta dan cita yang mengakar dalam jiwa, yang ku senandungkan
di setiap ba’it do’a harapan di antara sujud yang terdalam.
Kekasihku, hanya ni’matnya pertemuan dengan Mu itulah yang aku
harapkan.
Sumb : Ade mimin
Mu'minawati, garut
Allah memperlihatkan warna keindahan kehidupan di setiap fase kehidupanku, kadang warna kelampun seringkali menyapa satu sisi kehidupanku. Dan semakin aku mengerti, semakin banyak keinginan dan harapan yang mulai ku lukis di kanvas pikiran.
Dintara keinginan dan harapan itu Allah memberikan jawaban dan mengabulkannya, diantaranya pula ada yang masih hanya menjadi sebuah harapan. Jika saja boleh berandai-andai, maka aku ingin kembali ke masa itu, masa dimana aku bisa lebih memiliki waktu dan tenaga untuk meraih apa yang aku inginkan.
Tapi, waktu tak bisa berbalik mundur.
Betapa kau akan hanyut begitu saja bersamaan dengan keterlenaan gemerlapnya dunia yang pasti akan padam.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !