Kisah 4 Bayi yang Berbicara
Tanya :
"Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Ustadz yang ingin tanya tentang kisah bayi yang dapat berbicara selain Nabi Isa Alaihissalam, saya ingin tahu seperti apa kisahnya dan bagaimana dengan tingkat keshahihan hadits tersebut.
Jazakallahu khairan."
Dedy
[dysar06@yahoo.co.id]
[dysar06@yahoo.co.id]
Jawab :
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh.
Sepanjang pengetahuan kami, ada 4 bayi yang tersebut dalam hadits bisa berbicara, yaitu:
1. Isa bin Maryam 'alaihissalam.
2. Bayi dalam kisah Juraij si ahli ibadah.
3. Bayi yang sedang menyusu kepada ibunya.
4. Bayi yang akan dilempar ke dalam api.
Adapun 3 bayi yang pertama, tersebut dalam hadits Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau telah bersabda:
لَمْ يَتَكَلَّمْ فِي الْمَهْدِ إِلَّا ثَلَاثَةٌ: عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ
وَصَاحِبُ جُرَيْجٍ وَكَانَ جُرَيْجٌ رَجُلًا عَابِدًا فَاتَّخَذَ صَوْمَعَةً فَكَانَ فِيهَا فَأَتَتْهُ أُمُّهُ وَهُوَ يُصَلِّي فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ فَقَالَ يَا رَبِّ أُمِّي وَصَلَاتِي فَأَقْبَلَ عَلَى صَلَاتِهِ فَانْصَرَفَتْ فَلَمَّا كَانَ مِنْ الْغَدِ أَتَتْهُ وَهُوَ يُصَلِّي فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ فَقَالَ يَا رَبِّ أُمِّي وَصَلَاتِي فَأَقْبَلَ عَلَى صَلَاتِهِ فَانْصَرَفَتْ فَلَمَّا كَانَ مِنْ الْغَدِ أَتَتْهُ وَهُوَ يُصَلِّي فَقَالَتْ يَا جُرَيْجُ فَقَالَ أَيْ رَبِّ أُمِّي وَصَلَاتِي فَأَقْبَلَ عَلَى صَلَاتِهِ فَقَالَتْ اللَّهُمَّ لَا تُمِتْهُ حَتَّى يَنْظُرَ إِلَى وُجُوهِ الْمُومِسَاتِ فَتَذَاكَرَ بَنُو إِسْرَائِيلَ جُرَيْجًا وَعِبَادَتَهُ وَكَانَتْ امْرَأَةٌ بَغِيٌّ يُتَمَثَّلُ بِحُسْنِهَا فَقَالَتْ إِنْ شِئْتُمْ لَأَفْتِنَنَّهُ لَكُمْ قَالَ فَتَعَرَّضَتْ لَهُ فَلَمْ يَلْتَفِتْ إِلَيْهَا فَأَتَتْ رَاعِيًا كَانَ يَأْوِي إِلَى صَوْمَعَتِهِ فَأَمْكَنَتْهُ مِنْ نَفْسِهَا فَوَقَعَ عَلَيْهَا فَحَمَلَتْ فَلَمَّا وَلَدَتْ قَالَتْ هُوَ مِنْ جُرَيْجٍ فَأَتَوْهُ فَاسْتَنْزَلُوهُ وَهَدَمُوا صَوْمَعَتَهُ وَجَعَلُوا يَضْرِبُونَهُ فَقَالَ مَا شَأْنُكُمْ قَالُوا زَنَيْتَ بِهَذِهِ الْبَغِيِّ فَوَلَدَتْ مِنْكَ فَقَالَ أَيْنَ الصَّبِيُّ فَجَاءُوا بِهِ فَقَالَ دَعُونِي حَتَّى أُصَلِّيَ فَصَلَّى فَلَمَّا انْصَرَفَ أَتَى الصَّبِيَّ فَطَعَنَ فِي بَطْنِهِ وَقَالَ يَا غُلَامُ مَنْ أَبُوكَ قَالَ فُلَانٌ الرَّاعِي قَالَ فَأَقْبَلُوا عَلَى جُرَيْجٍ يُقَبِّلُونَهُ وَيَتَمَسَّحُونَ بِهِ وَقَالُوا نَبْنِي لَكَ صَوْمَعَتَكَ مِنْ ذَهَبٍ قَالَ لَا أَعِيدُوهَا مِنْ طِينٍ كَمَا كَانَتْ فَفَعَلُوا
وَبَيْنَا صَبِيٌّ يَرْضَعُ مِنْ أُمِّهِ فَمَرَّ رَجُلٌ رَاكِبٌ عَلَى دَابَّةٍ فَارِهَةٍ وَشَارَةٍ حَسَنَةٍ فَقَالَتْ أُمُّهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْ ابْنِي مِثْلَ هَذَا فَتَرَكَ الثَّدْيَ وَأَقْبَلَ إِلَيْهِ فَنَظَرَ إِلَيْهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى ثَدْيِهِ فَجَعَلَ يَرْتَضِعُ قَالَ فَكَأَنِّي أَنْظُرُ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَحْكِي ارْتِضَاعَهُ بِإِصْبَعِهِ السَّبَّابَةِ فِي فَمِهِ فَجَعَلَ يَمُصُّهَا قَالَ وَمَرُّوا بِجَارِيَةٍ وَهُمْ يَضْرِبُونَهَا وَيَقُولُونَ زَنَيْتِ سَرَقْتِ وَهِيَ تَقُولُ حَسْبِيَ اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَقَالَتْ أُمُّهُ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ ابْنِي مِثْلَهَا فَتَرَكَ الرَّضَاعَ وَنَظَرَ إِلَيْهَا فَقَالَ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا فَهُنَاكَ تَرَاجَعَا الْحَدِيثَ فَقَالَتْ حَلْقَى مَرَّ رَجُلٌ حَسَنُ الْهَيْئَةِ فَقُلْتُ اللَّهُمَّ اجْعَلْ ابْنِي مِثْلَهُ فَقُلْتَ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ وَمَرُّوا بِهَذِهِ الْأَمَةِ وَهُمْ يَضْرِبُونَهَا وَيَقُولُونَ زَنَيْتِ سَرَقْتِ فَقُلْتُ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ ابْنِي مِثْلَهَا فَقُلْتَ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا قَالَ إِنَّ ذَاكَ الرَّجُلَ كَانَ جَبَّارًا فَقُلْتُ اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْنِي مِثْلَهُ وَإِنَّ هَذِهِ يَقُولُونَ لَهَا زَنَيْتِ وَلَمْ تَزْنِ وَسَرَقْتِ وَلَمْ تَسْرِقْ فَقُلْتُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِثْلَهَا
“Tidak ada bayi yang dapat berbicara ketika masih berada dalam buaian kecuali tiga bayi:
(1) Isa bin Maryam,
(2) dan bayi dalam perkara Juraij.” Juraij adalah seorang
laki-laki yang rajin beribadah. Ia membangun tempat peribadatan dan
senantiasa beribadah di tempat itu. Ketika sedang melaksanakan shalat
sunnah, tiba-tiba ibunya datang dan memanggilnya; ‘Hai Juraij! ‘ Juraij
bertanya dalam hati; ‘Ya Allah, manakah yang lebih aku utamakan,
melanjutkan shalatku ataukah memenuhi panggilan ibuku? ‘ Akhirnya ia pun
meneruskan shalatnya itu hingga ibunya merasa kecewa dan beranjak
darinya.
Keesokan harinya, ibunya datang lagi kepadanya sedangkan Juraij
sedang melakukan shalat sunnah. Kemudian ibunya memanggilnya; ‘Hai
Juraij! ‘ Kata Juraij dalam hati; ‘Ya Allah, manakah yang lebih aku
utamakan, memenuhi seruan ibuku ataukah shalatku? ‘ Lalu Juraij tetap
meneruskan shalatnya hingga ibunya merasa kecewa dan beranjak darinya.
Hari berikutnya, ibunya datang lagi ketika Juraij sedang
melaksanakan shalat sunnah. Seperti biasa ibunya memanggil; ‘Hai Juraij!
‘ Kata Juraij dalam hati; ‘Ya Allah, manakah yang harus aku utamakan,
meneruskan shalatku ataukah memenuhi seruan ibuku? ‘ Namun Juraij tetap
meneruskan shalatnya dan mengabaikan seruan ibunya. Tentunya hal ini
membuat kecewa hati ibunya. Hingga tak lama kemudian ibunya pun berdoa
kepada Allah; ‘Ya Allah, janganlah Engkau matikan ia sebelum ia mendapat
fitnah dari perempuan pelacur! ‘ Kaum Bani Israil selalu
memperbincangkan tentang Juraij dan ibadahnya, hingga ada seorang wanita
pelacur yang cantik berkata; ‘Jika kalian menginginkan popularitas
Juraij hancur di mata masyarakat, maka aku dapat memfitnahnya demi
kalian.’
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun meneruskan sabdanya:
‘Maka mulailah pelacur itu menggoda dan membujuk Juraij, tetapi Juraij
tidak mudah terpedaya dengan godaan pelacur tersebut. Kemudian pelacur
itu pergi mendatangi seorang penggembala ternak yang kebetulan sering
berteduh di tempat peribadatan Juraij. Ternyata wanita tersebut berhasil
memperdayainya hingga laki-laki penggembala itu melakukan perzinaan
dengannya sampai akhirnya hamil.
Setelah melahirkan, wanita pelacur itu berkata kepada masyarakat
sekitarnya bahwa; ‘Bayi ini adalah hasil perbuatan aku dengan Juraij.’
Mendengar pengakuan wanita itu, masyarakat pun menjadi marah dan benci
kepada Juraij. Kemudian mendatangi rumah peribadatan Juraij dan bahkan
menghancurkannya. Selain itu, mereka pun bersama-sama menghakimi Juraij
tanpa bertanya terlebih dahulu kepadanya. Lalu Juraij bertanya kepada
mereka; ‘Mengapa kalian lakukan hal ini kepadaku? ‘
Mereka menjawab; ‘Kami lakukan hal ini kepadamu karena kamu telah
berbuat zina dengan pelacur ini hingga ia melahirkan bayi dari hasil
perbuatanmu.’ Juraij berseru; ‘Dimanakah bayi itu? ‘ Kemudian mereka
menghadirkan bayi hasil perbuatan zina itu dan menyentuh perutnya dengan
jari tangannya seraya bertanya; ‘Hai bayi kecil, siapakah sebenarnya
ayahmu itu? ‘ Ajaibnya, sang bayi langsung menjawab; ‘Ayah saya adalah si fulan, seorang penggembala.’
Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: ‘Akhirnya mereka
menaruh hormat kepada Juraij. Mereka menciuminya dan mengharap berkah
darinya. Setelah itu mereka pun berkata; ‘Kami akan membangun kembali
tempat ibadahmu ini dengan bahan yang terbuat dari emas.’ Namun Juraij
menolak dan berkata; ‘Tidak usah, tetapi kembalikan saja rumah ibadah
seperti semula yang terbuat dari tanah liat.’ Akhirnya mereka pun mulai
melaksanakan pembangunan rumah ibadah itu seperti semula.
(3) Dan bayi ketiga, Ada seorang bayi sedang menyusu kepada
ibunya, tiba-tiba ada seorang laki-laki yang gagah dan berpakaian yang
bagus pula. Lalu ibu bayi tersebut berkata; ‘Ya Allah ya Tuhanku,
jadikanlah anakku ini seperti laki-laki yang sedang mengendarai hewan
tunggangan itu! ‘ Ajaibnya, bayi itu berhenti dari susuannya,
lalu menghadap dan memandang kepada laki-laki tersebut sambil berkata;
‘Ya Allah ya Tuhanku, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki
itu! ‘
Setelah itu, bayi tersebut langsung menyusu kembali kepada ibunya.
Abu Hurairah berkata; ‘Sepertinya saya melihat Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam menceritakan susuan bayi itu dengan memperagakan jari
telunjuk beliau yang dihisap dengan mulut beliau.’ Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam meneruskan sabdanya: ‘Pada suatu ketika,
ada beberapa orang yang menyeret dan memukuli seorang wanita seraya
berkata; ‘Kamu wanita tidak tahu diuntung. Kamu telah berzina dan
mencuri.’ Tetapi wanita itu tetap tegar dan berkata; ‘Hanya Allah lah
penolongku. Sesungguhnya Dialah sebaik-baik penolongku.’ Kemudian ibu
bayi itu berkata; ‘Ya Allah, janganlah Engkau jadikan anakku seperti
wanita itu! ‘ Tiba-tiba bayi tersebut berhenti dari susuan
ibunya, lalu memandang wanita tersebut seraya berkata; ‘Ya Allah ya
Tuhanku, jadikanlah aku sepertinya! ‘
Demikian pernyataan ibu dan bayinya itu terus berlawanan, hingga ibu
tersebut berkata kepada bayinya; ‘Celaka kamu hai anakku! Tadi, ada
seorang laki-laki yang gagah dan menawan lewat di depan kita, lalu kamu
berdoa kepada Allah; ‘Ya Allah, jadikanlah anakku seperti laki-laki itu!
Namun kamu malah mengatakan; ‘Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku
seperti laki-laki itu! Kemudian tadi, ketika ada beberapa orang menyeret
dan memukuli seorang wanita sambil berkata; ‘Ya Allah, janganlah Engkau
jadikan anakku seperti wanita itu! ‘ Tetapi kamu malah berkata; ‘Ya
Allah, jadikanlah aku seperti wanita itu! ‘
Mendengar pernyataan ibunya itu, sang bayi pun menjawab;
‘Sesungguhnya laki-laki yang gagah itu seorang yang sombong hingga aku
mengucapkan; ‘Ya Allah, janganlah Engkau jadikan aku seperti laki-laki
itu! ‘ Sementara wanita yang dituduh mencuri dan berzina itu tadi
sebenarnya adalah seorang wanita yang shalihah, tidak pernah berzina,
ataupun mencuri. Oleh karena itu, aku pun berdoa; ‘Ya Allah, jadikanlah
aku seperti wanita itu!” (HR. AL-Bukhari no. 3181 dan Muslim no. 4626)
Sementara bayi keempat tersebut dalam hadits Shuhaib bin Sinan radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
كَانَ مَلِكٌ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ وَكَانَ لَهُ سَاحِرٌ فَلَمَّا كَبِرَ قَالَ لِلْمَلِكِ إِنِّي قَدْ كَبِرْتُ فَابْعَثْ إِلَيَّ غُلَامًا أُعَلِّمْهُ السِّحْرَ فَبَعَثَ إِلَيْهِ غُلَامًا يُعَلِّمُهُ فَكَانَ فِي طَرِيقِهِ إِذَا سَلَكَ رَاهِبٌ فَقَعَدَ إِلَيْهِ وَسَمِعَ كَلَامَهُ فَأَعْجَبَهُ فَكَانَ إِذَا أَتَى السَّاحِرَ مَرَّ بِالرَّاهِبِ وَقَعَدَ إِلَيْهِ فَإِذَا أَتَى السَّاحِرَ ضَرَبَهُ فَشَكَا ذَلِكَ إِلَى الرَّاهِبِ فَقَالَ إِذَا خَشِيتَ السَّاحِرَ فَقُلْ حَبَسَنِي أَهْلِي وَإِذَا خَشِيتَ أَهْلَكَ فَقُلْ حَبَسَنِي السَّاحِرُ فَبَيْنَمَا هُوَ كَذَلِكَ إِذْ أَتَى عَلَى دَابَّةٍ عَظِيمَةٍ قَدْ حَبَسَتْ النَّاسَ فَقَالَ الْيَوْمَ أَعْلَمُ آلسَّاحِرُ أَفْضَلُ أَمْ الرَّاهِبُ أَفْضَلُ فَأَخَذَ حَجَرًا فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَمْرُ الرَّاهِبِ أَحَبَّ إِلَيْكَ مِنْ أَمْرِ السَّاحِرِ فَاقْتُلْ هَذِهِ الدَّابَّةَ حَتَّى يَمْضِيَ النَّاسُ فَرَمَاهَا فَقَتَلَهَا وَمَضَى النَّاسُ فَأَتَى الرَّاهِبَ فَأَخْبَرَهُ فَقَالَ لَهُ الرَّاهِبُ أَيْ بُنَيَّ أَنْتَ الْيَوْمَ أَفْضَلُ مِنِّي قَدْ بَلَغَ مِنْ أَمْرِكَ مَا أَرَى وَإِنَّكَ سَتُبْتَلَى فَإِنْ ابْتُلِيتَ فَلَا تَدُلَّ عَلَيَّ وَكَانَ الْغُلَامُ يُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَيُدَاوِي النَّاسَ مِنْ سَائِرِ الْأَدْوَاءِ فَسَمِعَ جَلِيسٌ لِلْمَلِكِ كَانَ قَدْ عَمِيَ فَأَتَاهُ بِهَدَايَا كَثِيرَةٍ فَقَالَ مَا هَاهُنَا لَكَ أَجْمَعُ إِنْ أَنْتَ شَفَيْتَنِي فَقَالَ إِنِّي لَا أَشْفِي أَحَدًا إِنَّمَا يَشْفِي اللَّهُ فَإِنْ أَنْتَ آمَنْتَ بِاللَّهِ دَعَوْتُ اللَّهَ فَشَفَاكَ فَآمَنَ بِاللَّهِ فَشَفَاهُ اللَّهُ فَأَتَى الْمَلِكَ فَجَلَسَ إِلَيْهِ كَمَا كَانَ يَجْلِسُ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ مَنْ رَدَّ عَلَيْكَ بَصَرَكَ قَالَ رَبِّي قَالَ وَلَكَ رَبٌّ غَيْرِي قَالَ رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الْغُلَامِ فَجِيءَ بِالْغُلَامِ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ أَيْ بُنَيَّ قَدْ بَلَغَ مِنْ سِحْرِكَ مَا تُبْرِئُ الْأَكْمَهَ وَالْأَبْرَصَ وَتَفْعَلُ وَتَفْعَلُ فَقَالَ إِنِّي لَا أَشْفِي أَحَدًا إِنَّمَا يَشْفِي اللَّهُ فَأَخَذَهُ فَلَمْ يَزَلْ يُعَذِّبُهُ حَتَّى دَلَّ عَلَى الرَّاهِبِ فَجِيءَ بِالرَّاهِبِ فَقِيلَ لَهُ ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ فَأَبَى فَدَعَا بِالْمِئْشَارِ فَوَضَعَ الْمِئْشَارَ فِي مَفْرِقِ رَأْسِهِ فَشَقَّهُ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ ثُمَّ جِيءَ بِجَلِيسِ الْمَلِكِ فَقِيلَ لَهُ ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ فَأَبَى فَوَضَعَ الْمِئْشَارَ فِي مَفْرِقِ رَأْسِهِ فَشَقَّهُ بِهِ حَتَّى وَقَعَ شِقَّاهُ ثُمَّ جِيءَ بِالْغُلَامِ فَقِيلَ لَهُ ارْجِعْ عَنْ دِينِكَ فَأَبَى فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ اذْهَبُوا بِهِ إِلَى جَبَلِ كَذَا وَكَذَا فَاصْعَدُوا بِهِ الْجَبَلَ فَإِذَا بَلَغْتُمْ ذُرْوَتَهُ فَإِنْ رَجَعَ عَنْ دِينِهِ وَإِلَّا فَاطْرَحُوهُ فَذَهَبُوا بِهِ فَصَعِدُوا بِهِ الْجَبَلَ فَقَالَ اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ فَرَجَفَ بِهِمْ الْجَبَلُ فَسَقَطُوا وَجَاءَ يَمْشِي إِلَى الْمَلِكِ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ مَا فَعَلَ أَصْحَابُكَ قَالَ كَفَانِيهِمُ اللَّهُ فَدَفَعَهُ إِلَى نَفَرٍ مِنْ أَصْحَابِهِ فَقَالَ اذْهَبُوا بِهِ فَاحْمِلُوهُ فِي قُرْقُورٍ فَتَوَسَّطُوا بِهِ الْبَحْرَ فَإِنْ رَجَعَ عَنْ دِينِهِ وَإِلَّا فَاقْذِفُوهُ فَذَهَبُوا بِهِ فَقَالَ اللَّهُمَّ اكْفِنِيهِمْ بِمَا شِئْتَ فَانْكَفَأَتْ بِهِمْ السَّفِينَةُ فَغَرِقُوا وَجَاءَ يَمْشِي إِلَى الْمَلِكِ فَقَالَ لَهُ الْمَلِكُ مَا فَعَلَ أَصْحَابُكَ قَالَ كَفَانِيهِمُ اللَّهُ فَقَالَ لِلْمَلِكِ إِنَّكَ لَسْتَ بِقَاتِلِي حَتَّى تَفْعَلَ مَا آمُرُكَ بِهِ قَالَ وَمَا هُوَ قَالَ تَجْمَعُ النَّاسَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ وَتَصْلُبُنِي عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ خُذْ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِي ثُمَّ ضَعْ السَّهْمَ فِي كَبِدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قُلْ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلَامِ ثُمَّ ارْمِنِي فَإِنَّكَ إِذَا فَعَلْتَ ذَلِكَ قَتَلْتَنِي فَجَمَعَ النَّاسَ فِي صَعِيدٍ وَاحِدٍ وَصَلَبَهُ عَلَى جِذْعٍ ثُمَّ أَخَذَ سَهْمًا مِنْ كِنَانَتِهِ ثُمَّ وَضَعَ السَّهْمَ فِي كَبْدِ الْقَوْسِ ثُمَّ قَالَ بِاسْمِ اللَّهِ رَبِّ الْغُلَامِ ثُمَّ رَمَاهُ فَوَقَعَ السَّهْمُ فِي صُدْغِهِ فَوَضَعَ يَدَهُ فِي صُدْغِهِ فِي مَوْضِعِ السَّهْمِ فَمَاتَ فَقَالَ النَّاسُ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلَامِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلَامِ آمَنَّا بِرَبِّ الْغُلَامِ فَأُتِيَ الْمَلِكُ فَقِيلَ لَهُ أَرَأَيْتَ مَا كُنْتَ تَحْذَرُ قَدْ وَاللَّهِ نَزَلَ بِكَ حَذَرُكَ قَدْ آمَنَ النَّاسُ فَأَمَرَ بِالْأُخْدُودِ فِي أَفْوَاهِ السِّكَكِ فَخُدَّتْ وَأَضْرَمَ النِّيرَانَ وَقَالَ مَنْ لَمْ يَرْجِعْ عَنْ دِينِهِ فَأَحْمُوهُ فِيهَا أَوْ قِيلَ لَهُ اقْتَحِمْ فَفَعَلُوا حَتَّى جَاءَتْ امْرَأَةٌ وَمَعَهَا صَبِيٌّ لَهَا فَتَقَاعَسَتْ أَنْ تَقَعَ فِيهَا فَقَالَ لَهَا الْغُلَامُ يَا أُمَّهْ اصْبِرِي فَإِنَّكِ عَلَى الْحَقِّ
“Dulu, sebelum kalian ada seorang raja, ia memiliki tukang sihir,
saat tukang sihir sudah tua, ia berkata kepada rajanya: ‘Aku sudah tua,
kirimlah seorang pemuda kepadaku untuk aku ajari sihir.’ Lalu seorang
pemuda datang padanya, ia mengajarkan sihir kepada pemuda itu. (Jarak)
antara tukang sihir dan si raja terdapat seorang rahib.
Si pemuda itu mendatangi rahib dan mendengar kata-katanya, ia kagum
akan kata-kata si rahib itu sehingga bila datang ke si penyihir pasti
dipukul, Pemuda itu mengeluhkan hal itu kepada si rahib, ia berkata:
‘Bila tukang sihir hendak memukulmu, katakan: ‘Keluargaku menahanku, ‘
dan bila kau takut pada keluargamu, katakan: ‘Si tukang sihir
menahanku.’ Saat seperti itu, pada suatu hari ia mendekati sebuah hewan
yang besar yang menghalangi jalanan orang, ia berkata, ‘Hari ini aku
akan tahu, apakah tukang sihir lebih baik ataukah pendeta lebih baik.’
Ia mengambil batu lalu berkata: ‘Ya Allah, bila urusan si rahib
lebih Engkau sukai dari pada tukang sihir itu maka bunuhlah binatang ini
hingga orang bisa lewat.’ Ia melemparkan batu itu dan membunuhnya,
orang-orang pun bisa lewat. Ia memberitahukan hal itu kepada si rahib.
Si rahib berkata: ‘Anakku, saat ini engkau lebih baik dariku dan
urusanmu telah sampai seperti yang aku lihat, engkau akan mendapat
ujian, bila kau mendapat ujian jangan menunjukkan padaku.’ Si pemuda itu
bisa menyembuhkan orang buta dan berbagai penyakit.
Salah seorang teman raja yang buta lalu ia mendengarnya, ia
mendatangi pemuda itu dengan membawa hadiah yang banyak, ia berkata:
‘Sembuhkan aku dan kau akan mendapatkan yang aku kumpulkan disini.’
Pemuda itu berkata: ‘Aku tidak menyembuhkan seorang pun, yang
menyembuhkan hanyalah Allah, bila kau beriman padaNya, aku akan berdoa
kepadaNya agar menyembuhkanmu.’ Teman si raja itu pun beriman lalu si
pemuda itu berdoa kepada Allah lalu ia pun sembuh.
Teman raja itu kemudian mendatangi raja lalu duduk didekatnya. Si
raja berkata: ‘Hai fulan, siapa yang menyembuhkan matamu? ‘ Orang itu
menjawab: ‘Rabbku.’ Si raja berkata: ‘Kau punya Rabb selainku? ‘ Orang
itu berkata: ‘Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.’ Si raja menangkapnya lalu
menyiksanya hingga ia menunjukkan pada pemuda itu lalu pemuda itu
didatangkan, Raja berkata: ‘Hai anakku, sihirmu yang bisa menyembuhkan
orang buta, sopak dan kau melakukan ini dan itu.’
Pemuda itu berkata: ‘Bukan aku yang menyembuhkan, yang menyembuhkan
hanya Allah.’ Si raja menangkapnya dan terus menyiksanya ia menunjukkan
kepada si rahib. Si raja mendatangi si rahib, rahib pun didatangkan lalu
dikatakan padanya: ‘Tinggalkan agamamu.’ Si rahib tidak mau lalu si
raja meminta gergaji kemudian diletakkan tepat ditengah kepalanya hingga
sebelahnya terkapar di tanah. Setelah itu teman si raja didatangkan dan
dikatakan padanya: ‘Tinggalkan agamamu.’ Si rahib tidak mau lalu si
raja meminta gergaji kemudian diletakkan tepat ditengah kepalanya hingga
sebelahnya terkapar di tanah.
Setelah itu pemuda didatangkan lalu dikatakan padanya: ‘Tinggalkan
agamamu.’ Pemuda itu tidak mau. Lalu si raja menyerahkannya ke
sekelompok tentaranya, raja berkata: ‘Bawalah dia ke gunung ini dan ini,
bawalah ia naik, bila ia mau meninggalkan agamanya (biarkanlah dia) dan
bila tidak mau, lemparkan dari atas gunung.’
Mereka membawanya ke puncak gunung lalu pemuda itu berdoa: ‘Ya
Allah, cukupilah aku dari mereka sekehendakMu.’ Ternyata gunung
mengguncang mereka dan mereka semua jatuh. Pemuda itu kembali pulang
hingga tiba dihadapan raja. Raja bertanya: ‘Bagaimana kondisi
kawan-kawanmu? ‘
Pemuda itu menjawab: ‘Allah mencukupiku dari mereka.’ Lalu si raja
menyerahkannya ke sekelompok tentaranya, raja berkata: ‘Bawalah dia ke
sebuah perahu lalu kirim ke tengah laut, bila ia mau meninggalkan
agamanya (bawalah dia pulang) dan bila ia tidak mau meninggalkannya,
lemparkan dia.’ Mereka membawanya ke tengah laut lalu pemuda itu berdoa:
‘Ya Allah, cukupilah aku dari mereka sekehendakMu.’ Ternyata perahunya
terbalik dan mereka semua tenggelam. Pemuda itu pulang hingga tiba
dihadapan raja, raja bertanya: Bagaimana keadaan teman-temanmu? ‘
Pemuda itu menjawab: ‘Allah mencukupiku dari mereka.’ Setelah itu ia
berkata kepada raja: ‘Kau tidak akan bisa membunuhku hingga kau mau
melakukan yang aku perintahkan, ‘ Raja bertanya: ‘Apa yang kau
perintahkan? ‘ Pemuda itu berkata: ‘Kumpulkan semua orang ditanah luas
lalu saliblah aku diatas pelepah, ambillah anak panah dari sarung
panahku lalu ucapkan: ‘Dengan nama Allah, Rabb pemuda ini.’ Bila kau
melakukannya kau akan membunuhku.’
Akhirnya raja itu melakukannya. Ia meletakkan anak panah
ditengah-tengah panah lalu melesakkannya seraya berkata: ‘Dengan nama
Allah, Rabb pemuda ini.’ Anak panah di lesakkan ke pelipis pemuda itu
lalu pemuda meletakkan tangannya ditempat panah menancap kemudian mati.
Orang-orang berkata: ‘Kami beriman dengan Rabb pemuda itu.’ Kemudian
didatangkank kepada raja dan dikatakan padanya: ‘Tahukah kamu akan
sesuatu yang kau khawatirkan, demi Allah kini telah menimpamu.
Orang-orang beriman seluruhnya.’ Si raja kemudian memerintahkan membuat
parit di jalanan kemudian disulut api. Raja berkata: ‘Siapa pun yang
tidak meninggalkan agamanya, pangganglah didalamnya.’
Mereka melakukannya hingga datanglah seorang wanita bersama anaknya,
sepertinya ia hendak mundur agar tidak terjatuh dalam kubangan api
lalu si bayi itu berkata: ‘Ibu, bersabarlah...sesungguhnya engkau berada diatas kebenaran.“ (HR. Muslim no. 5327)
Dinukil oleh Abul-Harits dari al-atsariyyah.com
Sumb: http://abul-harits.blogspot.com/2012/12/kisah-4-bayi-yang-berbicara.html
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !