Headlines News :

Latest Post

Rambu-Rambu Memilih Pasangan

Written By Unknown on Jumat, 01 November 2013 | 09:45




MuslimahZone.com -  Memilih pasangan bukanlah persoalan yang dibebaskan tanpa aturan. Dalam Islam, ada rambu-rambu yang perlu diperhatikan.
1. Tidak berdasarkan kecantikan atau ketampanan semata
إِيَاكُمْ وَخَضْرَاءَ الدِّمَنِ ، قِيْلَ : وَمَا خَضْرَاءُ الدِّمَنِ يَا رَسُوْل َاللهِ؟ قَالَ : اَلْمَرْأَةُ اْلحَسْنَاءُ فِي اْلمَنْبَتِ السُّوْءِ
Artinya, “Jauhilah oleh kalian, wanita cantik yang beracun!” Ditanyakan kepada beliau, “Siapa yang dimaksud dengan si cantik beracun?” Nabi saw menjawab, “Wanita yang cantik tapi tumbuh dari tempat yang buruk.” (HR ad-Daruquthni).
2. Bukan karena kekayaan
لاَ تَزَوَّجُوا النِّسَاءَ لِحُسْنِهِنَّ ، فَعَسَى حُسْنُهُنَّ أَنْ يُرْدِيَهُنَّ ، وَلاَ تَزَوَّجًوهُنَّ لأَمْوَالِهِنَّ ، َعَسَى أَمْوَالُهُنَّ أَنْ تُطْغِيَهُنَّ ، وَلَكِنْ تَزَوَّجُوهُنَّ عَلَى الدِّينِ ، وَلأَمَةٌ خَرْمَاءُ سَوْدَاءُ ذَاتُ دِينٍ ، أَفْضَلُ
Artinya, “Janganlah kalian menikahi wanita karena kecantikannya. Barangkali kecantikannya itu akan membinasakanmu. Janganlah kalian menikahi wanita karena hartanya. Bisa jadi hartanya itu akan membuatnya durhaka. Namun nikahilah wanita karena agamanya. Perempuan yang tidak berhidung lagi tuli, tapi beragama, lebih baik.” (HR Abd Ibnu Humaid).
 3. Bukan karena keturunan semata
مَنْ تَزَوَّجَهَا لَمَالَهَا لمَْ يَزِدْهُ اللهُ إِلاَّ فَقْرًا وَمَنْ تَزَوَّجَهَا لِحَسَبِهَا لَمْيَزِدْهُ اللهُ إِلاَّ دَنَاءَةً وَمَنْ تَزَوَّجَهَا لَمْ يَتَزَوَّجْهَا إِلاَّ لْيَغِضَ بَصَرَهُ وَيُحْصِنَ فَرْجَهُ أَوْ يَصِلَ رَحِمَهُ إِلاَّ باَرَك َاللهُ لَهُ فِيْهَا وَبَارَكَ لَهَا فِيْهِ
Artinya, “Barangsiapa menikahi wanita karena hartanya, maka Allah akan menjadikannya fakir. Barangsiapa menikahi wanita semata karena keturunannya, maka Allah akan menghinakannya. Barangsiapa menikahi wanita untuk menundukkan pandangannya, membentengi nafsunya, atau untuk menyambung persaudaraan, maka Allah akan memberikan berkah kepadanya dan memberikan berkah kepada wanita itu karenanya.” (HR Ibnu Hibban).
4., Menikahi wanita yang akan memberikan keturunan
تَزَوَّجُوْا الْوَدُوْدَ اْلوَلُوْدَ، فَإِنِّي مُكَاثِرٌ بِكُمُ اْلاُمَم يَوْمَ اْلِقيَامَةِ

Artinya, “Menikahlah kalian dengan wanita pencinta lagi subur (memberikan anak banyak). Sesungguhnya aku bangga dengan jumlah kalian yang banyak itu di hadapan para nabi pada hari Kiamat nanti” (HR Abu Daud).
5. Diutamakan menikahi gadis kecuali ada alasan tertentu
Ketika Jabir bin Abdillah menikah dengan seorang janda, Rasulullah saw bersabda kepadanya:
هَلاَّ بِكْرًا تُلاَعِبُهَا وَتُلاَعِبُكَ
 Artinya, “Tidakkan sebaiknya engkau menikah dengan seorang gadis saja supaya engkau bisa bergurau dengannya dan dia pun bisa bercanda denganmu.”
Kemudian Jabir menjelaskan alasannya menikahi janda. Sebab, ayahnya sudah wafat dan adik-adik perempuannya banyak dan masih kecil. Ia berharap, janda akan lebih bisa mengatur rumah tangganya.
Namun bukan berarti Islam melarang seseorang untuk menikahi wanita yang punya harta, berketuruna baik atau cantik. Semua itu bisa dijadikan alasan tapi bukan yang utama. Yang mesti diutamakan adalah kebaikan agama dan akhlaknya.
Nabi saw bersabda:
تُنْكَحُ الْمَرْأةُ لاَرْبَعٍ: لَمَالِهَا، وَلِحَسَبِهَا، وَلِجَمَاِلهَا، وَلِدْينِهَا، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّيْنِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Artinya, “Wanita dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Pilihlah karena agama, agar kamu tidak celaka.” (HR Bukhari Muslim).
Bahkan, Nabi saw menyarankan supaya melihat lebih dulu wanita yang akan dinikahinya untuk menambah rasa cintanya.
إِذْهَبْ فَانْظُرْ إِلَيْهَا، فَاِنَّهُ أَحْرَى أَنْ يُؤْدِمَ بَيْنَكُمَا
Artinya, “Pergilah dan lihatlah. Hal itu bisa melanggengkan kalian berdua.”
 Hal lain yang layak diperhatikan adalah masalah perbedaan usia, kedudukan social, pendidikan dan ekonomi. Jika perbedaan itu relatif kecil, diharapkan bisa melanggengkan rumah tangga dan menjauhi perselisihan. Itulah hikmahnya mengapa Nabi saw cenderung menikahkan putrinya Fathimah dengan Ali bin Abi Thalib. Sebab, usia keduanya tidak terlampau jauh. Padahal, sebelumnya, Abu Bakar dan Umar sempat melamarnya untuk dinikahi. (Fiqhus Sunnah II/23)
Oleh, Hepi Andi Bastoni, MA (Ketua Yayasan Tahfizh Qur’an Az-Zumar Bogor)
*Dengan sedikit perubahan
(esqiel/mujtamaonline.com/muslimahzone.com).

Sumb: http://muslimahzone.com/rambu-rambu-memilih-pasangan/

DOWNLOAD RPP KELAS 3 SD PPKN/PKN



Langsung Download aja bro silahkan klik linknya dibawah ini yaaaa :

#tunggu artikel rpp selanjutnya, silahkan tinggalkan komentarnya yaaa??

1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
Kelas : III (Tiga)
Semester : I (Satu)

  1. Standar Kompetensi
    Mengamalkan makna sumpah pemuda.
  2. Kompetensi Dasar
    Mengenal makna satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
  3. Indikator
    Menjelaskan pengertian kerja sama.
    Menjelaskan manfaat kerja sama.
    Menjelaskan akibat tidak mau bekerja sama.
    Mengidentifikasi kegiatan yang memerlukan kerja sama dan kegiatan yang harus dilakukan sendiri.
    Menceritakan kerja sama yang dilakukan di sekolah.
    Melaksanakan kerja sama di sekolah.
    Menceritakan sejarah terjadinya sumpah pemuda.
    Menyebutkan isi sumpah pemuda.
    Menjelaskan makna isi sumpah pemuda.
    Menjelaskan arti satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
  4. Alokasi Waktu : 6 x 35 menit (3 pertemuan).
    1. Tujuan Pembelajaran
      1. Siswa dapat menjelaskan pengertian kerja sama.
      2. Siswa dapat menjelaskan manfaat kerja sama.
      3. Siswa dapat menjelaskan akibat tidak mau bekerja sama.
      4. Siswa dapat mengidentifikasi kegiatan yang memerlukan kerja sama dan kegiatan yang harus dilakukan sendiri.
      5. Siswa dapat menceritakan kerja sama yang dilakukan di sekolah.
      6. Siswa dapat melaksanakan kerja sama di sekolah.
      7. Siswa dapat menceritakan sejarah terjadinya sumpah pemuda.
      8. Siswa dapat menyebutkan isi sumpah pemuda.
      9. Siswa dapat menjelaskan makna isi sumpah pemuda.
      10. Siswa dapat menjelaskan arti satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.
    2. Materi Ajar
      1. Kerja sama.
      2. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh.
    3. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
      1. Pendekatan Kontekstual.
      2. Pendekatan Cooperatif Learning.
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk WORD(doc)
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk PDF
2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah : SD
Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)
Kelas : III (Tiga)
Semester : 2 (Dua)
  1. Standar Kompetensi
    Memiliki harga diri sebagai individu.
  2. Kompetensi Dasar
    1.Mengenal pentingnya memiliki harga diri.
    2.Memberi contoh bentuk harga diri, seperti menghargai diri sendiri, mengakui kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
  3. Indikator
    Menjelaskan pengertian harga diri.
    Menjelaskan pentingnya memiliki harga diri.
    Menyebutkan contoh bentuk harga diri.
    Mengidentifikasi perilaku memiliki harga diri yang tepat dan yang tidak tepat.
    Menjelaskan akibat tidak memiliki harga diri.
  4. Alokasi Waktu : 4 x 35 menit (2 pertemuan).
    1. Tujuan Pembelajaran
      Siswa dapat menjelaskan pengertian harga diri.
      Siswa dapat menjelaskan pentingnya memiliki harga diri.
      Siswa dapat menyebutkan contoh bentuk harga diri.
      Siswa dapat mengidentifikasi perilaku memiliki harga diri yang tepat dan yang tidak tepat.
      Siswa dapat menjelaskan akibat tidak memiliki harga diri.
    2. Materi Ajar
      Apa itu harga diri?
    3. Pendekatan dan Metode Pembelajaran
      Pendekatan Kontekstual.
      Pendekatan Cooperatif Learning.
      Diskusi kelompok , Tanya jawab ,Ceramah dan Penugasan.
    4. Langkah-langkah Kegiatan
      Pertemuan Pertama
      1. Kegiatan Awal
      a) Mengajak semua siswa berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing, untuk mengawali pelajaran.
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk WORD(doc)
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk PDF

DOWNLOAD RPP KELAS 3 SD IPA



RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Mata Pelajaran : SAINS (IPA)
Materi Pokok : Ciri-Ciri Dan Kebutuhan Makhluk Hidup
Pertemuan/waktu : Pertama / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan praktek

  1. Kompetensi Dasar
    Mengidentifikasi ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
  2. Indikator
    Mengidentifikasi ciri-ciri makhluk hidup
    Membedakan antara makhluk hidup dan makhluk tak hidup berdasarkan pengamatan ciri-cirinya.
  3. Materi Essensial
    Ciri-ciri dan kebutuhan makhluk hidup
    Makhluk hidup memerlukan makan (Hlm.4)
  4. Media Belajar
    Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas III
    Kebun sekolah,
  5. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

    1. Pendahuluan
      Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
    2. Kegiatan Inti
      Memahami peta konsep tentang manusia hidup
      Melakukan kegiatan 1.1 dan tugas 1.1 hlm 3.
      Menjelaskan fungsi makan bagi makhluk hidup
      Menjelaskan makanan yang berasal dari tumbuhan dan makhluk hidup
      Memahami cara tumbuhan membuat makanan
      Tumbuhan membuat makanan sendiri
      Tumbuhan menyerap air
      Tumbuhan mengambil gas karbondioksida dari udara
    3. Penutup
      Memberikan kesimpulan bahwa makhluk hidup memerlukan makan
    4. Pekerjaan Rumah
      Mengamati makhluk hidup dan tak hidup di lingkungan rumah

    Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentu WORD (doc)
    Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk PDF.
2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
 

Mata Pelajaran : SAINS (IPA)
Materi Pokok : Energi dan Perubahannya
Pertemuan/waktu : Pertama / 2 x 30 menit
Metode : Ceramah dan praktek


  1. Kompetensi Dasar
    Menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran
  2. Indikator
    Mengidentifikasi berbagai gerak benda melalui percobaan, misalnya: menggelinding, jatuh, mengalir, memantul, berputar.
    Mengidentifikasi hal-hal yang mempengaruhi gerak benda, misalnya: berat-ringan, bentuk dan permukaan benda (kasar-halus).
  3. Materi Essensial
    Gerak Benda
    Jenis-jenis gerak (hlm.96)
  4. Media Belajar
    Buku SAINS SD Haryanto Erlangga Kelas III
    Kelereng, bola kasti, kotak kardus, papan halus, meja datar, penggaris.
  5. Rincian Kegiatan Pembelajaran Siswa

    1. Pendahuluan
      Menyampaikan Indikator dan kompetensi yang diharapkan
    2. Kegiatan Inti
      Memahami peta konsep tentang gerak benda
      Melakukan kegiatan 4.1 hlm 97.
      Memahami bahwa :
      Benda bulat dapat melakukan gerakan berputar
      Pada lintasan miring benda bulat menggelinding (berputar dan berpindah)
      Benda bulat, benda lembaran, akan jatuh ke bawah jika tidak ada yang menahannya.
      Benda dapat bergerak berbalik arah.
      Benda cair dapat mengalir
    3. Penutup
      Memberikan kesimpulan bahwa jenis gerak benda antara lain berputar, menggelinding, jatuh, memantul, dan mengalir
    4. Pekerjaan Rumah

    Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentu WORD (doc)
    Selengkapnya Silahkan DOWNLOAD DISINI File Bentuk PDF

DOWNLOAD RPP KELAS 3 SD MATEMATIKA



Berikutnya Rpp Pelajaran Matematika kelas 3 SD, langsung saja yah silahkan klik aja linknya dibawah ini :

I. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : III / 1
Pertemuan Ke- : 1-16
Alokasi Waktu : 32 x 35 menit

  1. Standar Kompetensi
    Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
  2. Kompetensi Dasar
    Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
  3. Indikator :
    Menentukan nilai tempat, nilai angka suatu bilangan
    Membaca bilangan dari kiri
    Menuliskan lambang bilangan 
    1. I. Tujuan Pembelajaran
      Peserta didik dapat :
      1. Menentuakn nilai bilangan
      2. menuliskan nilai bilangan
    2. II. Materi Pembelajaran
      Bilangan
    3. III. Metode Pembelajaran
      Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual
    4. IV. Langkah-langkah Kegiatan 
      1. A. Pertemuan Ke 1-4 
        1. i. Pendahuluan :
          1. Apersepsi :
          • Meminta siswa untuk menjawab pertanyaan prasyarat yang berkaitan dengan materi yang dibahas
          • Menyampaikan kegunaan materi yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari (khususnya yang berkaitan dengan kompetensi dasar)
          2. Pemberian Motivasi
        2. ii. Kegiatan Inti :
          1. Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang bilangan sampai 100
          2. Secara berkelompok siswa menyebutkan bilangan sampai 100, guru memantau siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
          3. guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang benar
        3. iii. Penutup :
          1. Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan
          2. Guru memberikan tugas atau PR 
      2. B. Pertemuan Ke 5-8 
        1. i. Pendahuluan :
          1. Apersepsi :
          • Membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya
          • Mengingat kembali materi sebelumnya.
          2. Pemberian Motivasi
        2. ii. Kegiatan Inti :
          1. Dengan tanya jawab guru menjelaskan bilangan sampai ratusan ribu
          2. Secara berkelompok siswa menyebutkan bilangan sampai ratusan ribu, guru memantau siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
          3. guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang benar
        3. iii. Penutup :
          1. Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan
          2. Guru memberikan tugas atau PR 
      Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentu WORD (doc)
      Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk PDF 
     
    2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
    Mata Pelajaran : Matematika
    Kelas/ Semester : III / 2
    Pertemuan Ke- : 60-67
    Alokasi Waktu : 16 x 35 menit
  4. Standar Kompetensi
    Memahami pecahan sederhana dan penggunaan dalam pemecahan masalah
  5. Kompetensi Dasar
    Mengenal pecahan sederhana
  6. Indikator :
    Mengenal lambang setengah, seperempat, sepertiga, seperenam
  7. I. Tujuan Pembelajaran
    Peserta didik dapat :
    Membaca lambang dalam pecahan
  8. II. Materi Pembelajaran
    Pecahan
  9. III. Metode Pembelajaran
    Tanya jawab, diskusi, tugas kelompok dan individual
  10. IV. Langkah-langkah Kegiatan 
    1. A. Pertemuan Ke 60-63 
      1. i. Pendahuluan :
        1. Apersepsi :
        • Membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya
        • Mengingat kembali materi sebelumnya.
        2. Pemberian Motivasi
      2. ii. Kegiatan Inti :
        1. Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang lambang pecahan
        2. Secara berkelompok siswa menulis lambang bilangan pecahan, guru memantau siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
        3. guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang benar
      3. iii. Penutup :
        1. Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan
        2. Guru memberikan tugas atau PR 
    2. B. Pertemuan Ke 64-67 
      1. i. Pendahuluan :
        1. Apersepsi :
        • Membahas PR yang diberikan pada pertemuan sebelumnya
        • Mengingat kembali materi sebelumnya.
        2. Pemberian Motivasi
      2. ii. Kegiatan Inti :
        1. Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang nilai pecahan
        2. Secara berkelompok siswa menentukan nilai pecahan pada suatu gambar, guru memantau siswa dan mengarahkan siswa yang mengalami kesulitan.
        3. guru memandu diskusi dan merumuskan jawaban yang benar
      3. iii. Penutup :
        1. Membimbing siswa untuk merangkum materi yang baru saja disajikan
        2. Guru memberikan tugas atau PR 
    3. V. Alat/ Bahan/ Sumber
      Dunia Matematika Kelas 3 SD (hal 117-119) 
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentu WORD (doc)
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk PDF

DOWNLOAD RPP KELAS 3 SD Bahasa Indonesia



Begitu banyak sekali teman-teman saya yang kuliah mengambil jurusan keguruan dan juga banyak sekali tugas perkuliahan yang tentunya tidak jauh dengan yg namanya 'rencana pelaksanaan dan pembelajaran', untuk itu saya akan memposting berbagai bentuk 'RPP', untuk hari ini saya akan memposting RPP KELAS 3 SD terlebih dahulu yang meliputi pelajaran BAHASA INDONESIA, MATEMATIKA, PPKN DAN IPA. Nah bagi teman2 yang ingin ngedownload silahkan Klik Linknya dibawah ini : 

#Catatan untuk mendownload di ziddu klik download dan setelah masukin kode ziddu, hilangkan tanda centang dikalimat ini :
Download with ziddu accelerator and get recommended offers.

#apabila masih belum mengerti silahkan tinggalkan komentar anda??

1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas / Semester: 3 / 1
Waktu : 1 X Pertemuan ( 2 X 35 Menit )

  1. Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan
    Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan
    MENDENGARKAN
  2. Kompensasi Dasar
    Melakukan sesuatu berdasarkan penjelasan yang disampaikan secara lisan.
  3. Indikator :
    Siswa dapat mendengarkan petunjuk bertelepon
    Siswa dapat menjelaskan kembali petunjuk bertelepon dengan benar dan jelas.
    Siswa dapat menanggapi penjelasan tentang petunjuk bertelepon.
    Siswa dapat menyusun percakapan melalui telepon
    Siswa dapat memperagakan teks percakapan
  4. Materi Pokok
    Teks petunjuk melakukan sesuatu
  5. Pengalaman Belajar : 
    1. Kegiatan Awal
      * Tanya jawab materi yang akan diajarkan
      * Mengajukan pertanyaan tentang alat komunikasi
    2. Kegiatan Inti :
      Mendengarkan petunjuk bertelepon
      Menjelaskan kembali petunjuk bertelepon dengan benar dan jelas
      Menanggapi penjelasan tentang petunjuk bertelepon
      Menyusun percakapan melalui telepon
      Memperagakan teks percakapan
    3. Kegiatan Akhir
      Menanggapi teks percakapan teman
  6. Metode/Sumber Belajar :
  7. Metode
    Tanya jawab, ceramah, demonstrasi, tugas
  8. Sumber Belajar
    Kurikulum 2006, Kaset, Teks Petunjuk, Bina Bahasa Indonesia 3 A hal 2-3
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk WORD(doc)
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk PDF
 2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

  1. Nama Sekolah :
    Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
    Kelas/Semester : 3/II
    Alokasi Waktu :
  2. Standar Kompetensi : Mendengarkan
    Memahami cerita dan teks drama anak yang dilisankan
  3. Kompetensi Dasar
    Memberikan tanggapan sederhana tentang cerita pengalaman teman yang didengarnya
  4. Indikator
    Menjelaskan rangkaian sebab akibat yang dialami tokoh-tokohnya
    Memberikan tanggapan terhadap watak tokoh-tokoh dalam cerita
  5. Tujuan Pembelajaran : Siswa dapat :
    Menanggapi watak tokoh dalam cerita yang didengar
  6. Metode
    Ceramah, Tanya jawab, Penugasan
  7. Materi
    Cerita pengalaman
  8. Pengalaman Belajar : 
    1. Kegiatan Awal
      Guru bercerita pentingnya menjaga kesehatan
    2. Kegiatan Inti
      Mendengarkan pembacaan cerita pengalaman yang dibacakan guru
      Melengkapi kalimat berdasarkan teks yang didengarkan
      Menanggapi pernyataan secara lisan
    3. Kegiatan Akhir
      Menyimpulkan isi cerita
  9. Sumber
    Bina Bahasa Indonesia 3 B hal 2 – 3
  10. Penilaian
    Tertulis dan Lisan
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk WORD(doc)
    Selengkapnya Silahkan  DOWNLOAD DISINI  File Bentuk PDF

Awali Hari dengan Doa Keberkahan Ini !

Written By Unknown on Rabu, 16 Oktober 2013 | 04:11



Oleh: Badrul Tamam
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلا مُتَقَبَّلا
Allaahumma Innii As-aluka ‘ilmaan Naafi’an, Warizqan Thayyiban, Wa’amalan Mutaqabbalan
“Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mua ilmu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.”
Sumber Doa
Dari Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha, bahwasanya Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam apabila selesai shalat Shubuh selepas salam beliau membaca:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلًا مُتَقَبَّلًا
“Ya Allah, Sungguh aku minta kepada-Mua ilmu ilmu yang manfaat, rizki yang baik, dan amal yang diterima.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah,
Kapan dibacanya
Doa yang agung ini dibaca setelah selesai dari shalat Shubuh. Termasuk bacaan zikir ba’da shalat. Namun dikhususkan pada shalat Shubuh saja. Ini dikuatkan pula pada redaksi lain dalam Musnad Ahmad, “Beliau membaca fi dubur al-Fajri (di belakang shalat fajar) apabila beliau sudah selesai shalat.”
Keutamaan Doa
Doa ini senantiasa dibaca Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam setiap paginya. Tepatnya sesudah selesai mengerjakan shalat Shubuh. Ini saja sudah menunjukkan keutamaannya.
Adapun isinya sungguh sangat luar biasa. Berisi arahan seorang muslim dalam mengisi harinya. Agar tidak lepas dari mencari ilmu yang manfaat, rizki yang halal, dan beramal shalih yang diterima.
Seorang muslim memulai harinya dengan bertawajjuh kepada Allah Ta’ala agar diberi tiga permintaan yang sangat dibutuhkan dalam hidupnya. Ia meminta tolong kepada Allah agar dibatu untuk mewujudkan harapannya yang agung ini.
Keutamaan Ilmu Manfaat
Sangat luar biasa, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengawali permintaan dalam doa ini dengan ilmu yang manfaat sebelum beliau meminta rizki yang baik dan amal yang diterima. Ini mengisyaratkan, dengan ilmu yang manfaat seorang muslim bisa membedakan antara rizki yang baik (halal) dan yang tidak baik, membedakan antara amal shalih yang diterima dan amal yang tidak shalih yang akan tertolak. Karena terkadang seseorang rancu menilainya, ia mengira mengerjakan amal shalih yang akan diterima padahal hakikatnya tidak demikian.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al-Kahfi: 103-104)
Terkadang terjadi pula, seseorang mengira rizki dan harta yang diperolehnya adalah baik dan bermanfaat. Padahal, sebenarnya ia buruk dan membahayakan. Dan seseorang tidak bisa membedakan antara yang bermanfaat dan membahayakan, yang baik dan yang buruk kecuali dengan ilmu yang manfaat.
Allaahumma Innii As-aluka ‘ilmaan Naafi’an: ilmu yang bermanfaat bagi pemiliknya dan orang lain. Di dalamnya terkandung makna bahwa ilmu ada dua macam: ilmu nafi’ (ilmu yang manfaat) dan ilmu yang tak manfaat. Dan ilmu nafi’ yang paling utama adalah ilmu yang diperoleh seorang muslim yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dan ilmu manfaat inilah yang sering diminta oleh Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam doanya, “Ya Allah, jadikan manfaat untukku apa yang Engkau ajarkan kepadaku, ajarilah aku apa-apa yang menfaat bagiku, dan tambahkanlah ilmu yang manfaat kepadaku.” (HR. Al-Tirmidzi)
Pentingnya Rizki Baik (halal)
Makna rizqan thayyiban dalam doa di atas adalah rizqan halalan (rizki yang halal). Ini juga mengisyaratkan bahwa rizki ada dua bentuk: thayyib (baik) dank habits (buruk). Sedangkan Allah Ta’ala adalah Thayyib (Maha Baik) dan tidak menerima kecuali yang baik-baik. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan orang orang yang beriman dengan sesuatu yang telah diperintahkan kepada para Rasul-Nya.
 يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحاً
Wahai para Rasul makanlah kamu dari yang baik dan kerjakanlah amal shaleh.” (QS. Al-Mukminun: 51)
Makan yang halal akan membantu seseorang dalam beramal shalih. Siapa yang makanannya halal maka anggota badannya akan terdorong untuk menjalankan ketaatan. Sebaliknya, siapa yang makanannya haram maka anggota badannya akan terdorong berbuat maksiat baik ia kehendaki atau tidak, ia tahu atau tidak. Imam Ahmad berkata: Apabila makanan mengumpulkan empat perkara maka ia telah sempurna: apabila disebut nama Allah di awalnya, memuji Allah (Alhamdulillah) di akhirnya, banyak tangan yang ikut memakannya, dan diperoleh dari jalan yang halal.”
Amal Diterima
Makna ‘Amalan Mutaqabbala adalah amal yang diterima di sisi Allah Ta’ala. Amal yang akan mendapat pahala dan ganjaran yang baik dari-Nya. Ini mengisyaratkan bahwa tidak semua amal yang dikerjakan untuk mendekatkan diri kepada Allah itu diterima. Tetapi hanya amal yang shalih saja yang akan diterima. Sedangkan amal disebut shalih apabila dikerjakan hanya untuk Allah semata dan dikerjakan sesuai sunnah Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Apakah Cukup Berdoa?
Doa ini harus diikuti dengan mengusahakan sebab. Jika seseorang meminta ilmu manfaat, maka ia harus mendatangi majelis ilmu, membaca buku, bertanya, dan selainnya.
Jika ia meminta rizki yang baik maka ia haruslah bekerja, berdagang, dan cara-cara halal lainnya untuk mendapatkan rizki.
Dan jika ia ingin mendapat pahala dari amal shalihnya. Maka ia harus mengusahakan syarat-syaratnya, yakni ia harus ikhlas dalam beramal dan menyesuaikan amal dengan tuntutnan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Pertama bisa diperoleh dengan mengesampingkan kepentingan dari selain Allah, ia menguatkan iradah kepada Allah. Kedua, bisa diperoleh dengan ia memahami ajaran Islam yang telah disampaikan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam.
Semoga Allah menganugerahkan kepada kita ampunan dan rahmat-Nya sehingga melimpahkan keberkahan dalam hidup kita. Wallahu Ta’ala A’lam. [PurWD/voa-islam.com].

Sumb: http://www.voa-islam.com/islamia/doa/2013/06/11/25128/awali-hari-dengan-doa-keberkahan-ini/

Doa Istighfar Penghapus Doa Terbesar



Oleh: Badrul Tamam
أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ
Asataghfirullaah Laa Ilaaha Illaa HuwalHayyal Qayyuma wa Atuubu Ilaihi
“Aku mohon ampun dan bertaubat kepada Allah yang tiada tuhan (berhak disembah) kecuali hanya Dia, Dzat Maha hidup kekal dan berdiri sendiri”
Sumber Doa
Dari Zaid bin Haritsah –maula Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam- berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ غُفِرَ لَهُ وَإِنْ كَانَ قَدْ فَرَّ مِنْ الزَّحْفِ
“Siapa yang membaca Asataghfirullaah Laa Ilaaha Illaa HuwalHayyal Qayyuma wa Atuubu Ilaihi maka akan diampuni dosanya walaupun ia pernah lari dari medan perang.” (HR. Abu Dawud, Al-Tirmidzi, al-Thabrani, Al-Hakim dan Ibnu Abi Syaibah.  Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani Rahimahullah di Shahih Abi Dawud dan Shahih al-Tirmidzi)
Terdapat tambahan dalam sebagian riwayat –seperti dalam Sunan Al-Tirmidzi & al-Hakim-, “Astaghfirullah Al-‘Adzim”.
Tempat Khusus Membacanya?
Telah datang beberapa riwayat yang menerangkan tempat khusus untuk membaca doa istighfar ini, seperti sesudah shalat, bangun tidur, dan di pagi hari Jum’at.  Namun tak satupun dari keterangan-keterangan tersebut yang shahih sehingga tidak bisa diamalkan dengan kekhususannya tersebut.
Ada hadits yang berstatus maqbul –sebagian ulama menghasankannya dan sebagian lain menshahihkannya- menyebutkan istighfar tersebut tanpa mengaitkannya dengan waktu-waktu tertentu. Bisa dibaca pada waktu yang bebas tanpa mengkhususkannya dengan waktu dan tempat.
Al-Hakim mengeluarkannya dalam Mustadraknya dari hadits Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ قَالَ أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ ثَلَاثًا غُفِرَتْ ذُنُوْبُهُ وَإِنْ كَانَ قَدْ فَارًّا مِنْ الزَّحْفِ
“Siapa yang membaca Asataghfirullaah Alladzii Laa Ilaaha Illaa HuwalHayyal Qayyuma wa Atuubu Ilaihi maka diampuni dosa-dosanya walaupun ia pernah lari dari medan perang.” (HR. Al-Hakim, beliau berkata: “ini adalah hadits shahih sesuai syarat Muslim namun Al-Bukhari dan Muslim tidak mengeluarkannya.” Hadits ini juga dikeluarkan oleh Al-Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Kabir, no. 8541. Abu Nu’aim meriwayatkan yang serupa dalam Akhbar Ashbahan dari hadits Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu)
Keutamaannya
Doa ini mengandung istighfar (permohonan ampunan) yang sangat agung dan memakai wasilah (sarana) yang sangat mulia dengan menyebut nama-nama Allah yang Maha Indah –Allah, Al-Adzim, Al-Hayyu, dan Al-Qayyum-, ikrar akan uluhiyah Allah dan tekad bertaubat saat itu juga.
Astaghfirullah memiliki makna meminta ampunan kepada Allah, memohon agar Allah menutupi dosa-dosanya, dan tidak menghukumnya atas dosa-dosa tersebut.
Disebut kalimat tauhid setelah kalimat “Aku meminta ampun kepada Allah” memberikan makna bahwa hamba tersebut mengakui kewajibannya untuk ibadah kepada Allah semata yang itu menjadi hak Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Ini menuntut agar orang yang beristighfar untuk membuktikan ubudiyahnya kepada Allah dengan mengerjakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Al-Hayyul Qayyum: dua nama Allah yang agung ini disebut sesudahnya memiliki kaitan dengan permintaan ampunan karena semua nama Allah dan sifat-Nya yang Maha tinggi yang Dzatiyah dan Fi’liyah kembali kepada keduanya. Sifat Dzatiyah merujuk kepada nama Al-Hayyu (Maha hidup kekal). Sedangkan sifat fi’liyah kembali kepada nama Al-Qayyum (Tegak berdiri sendiri dan mengurusi semua makhluk-Nya)
Ditutup doa tersebut dengan Waatubu Ilaihi (Aku bertaubat kepada-Nya) mengandung keinginan kuat dari hamba untuk bertaubat (kembali) kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala. Karenanya jika hamba mengucapkan kalimat ini hendaknya ia jujur dalam melafadzkannya pada dzahir & batinnya. Jika ia dusta, dikhawatirkan ia tertimpa kemurkaan Allah. (Lihat al-Fuuthaat al-Rabbaniyah: 3/701)
Allah siapkan balasan terbaik untuknya, yakni ampunan untuknya sehingga dihapuskan dosa-dosanya, ditutupi aib-aibnya, dilapangkan rizkinya, dijaga fisiknya, dipelihara hartanya, mendapat kucuran barakah, semakin meningkat kualitas agamanya, menjapatkan jaminan keamanan di dunia dan akhirat, dan mendapat keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Dosa yang akan diampuni dengan doa istighfar ini bukan hanya dosa-dosa kecil, tapi juga dosa besar. Bahkan dosa yang terkategori min akbaril dzunub (dosa paling besar), yaitu lari dari medan perang, “. . .  walaupun ia pernah lari dari medan perang.”
Lari dari medan perang adalah lari meninggalkan medan jihad fi sabilillah saat berkecamuk peperangan melawan orang kafir. Ini menunjukkan bahwa melalui doa istighfar yang agung ini Allah akan mengampuni dosa-dosa terbesar yang tidak memiliki konsekuensi hukuman jiwa dan harta seperti lari dari medan perang dan dosa-dosa semisalnya. Jika hamba mengucapkan doa di atas dengan ikhlash, jujur, memahami makna-maknanya; niscaya ia akan mendapatkan kabar gembira maghfirah yang agung ini.
Penutup
Setiap diri kita dipenuhi dosa dan kesalahan; bisa berupa tidak menunaikan kesyukuran, tidak menunaikan perintahnya, tidak meninggalkan larangan-Nya, menyia-nyiakan kesempatan yang dibeirkan-Nya, lalai dari mengingat-Nya, dan sebagainya. Dosa-dosa tersebut akan membuat sesak dada, menghilangkan keberkahan hidup, mempersempit rizki, membuat berat menjalankan ketaatan, menjadi sebab datangnya berbagai kesulitan, dan di akhirat menjadi sebab kegelapan dan kesengsaraan. Karenanya setiap kita membutuhkan ampunan Allah setiap saat. Doa istighfar ini menjadi salah satu alternatif dan saranan meraih ampunan-Nya. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com].

Sumb: http://www.voa-islam.com/islamia/doa/2013/09/18/26859/doa-istighfar-penghapus-terbesar/

Apakah Semua Bisnis MLM Haram?



Assalamu 'Alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.
Ustadz, apakah semua bisnis MLM itu haram?
085341131191
_________________________________________________
Oleh: Badrul Tamam
Wa'alaikum Salam Warahmatullah Wabarakatuh.
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya.
Persoalan MLM termasuk mu'amalah. Sedangkan hukum asal dari mu'amalah adalah mubah sehingga ada dalil yang menunjukkan keharamannya. Namun secara umum, -khususnya yang  konvensional yang banyak ditemui di masyarakat- hukumnya haram dengan enam alasan –walaupun masih ada beberapa alasan lainnya-:
Pertama: Di dalam transaksi dengan metode MLM, seorang anggota mempunyai dua kedudukan: Kedudukan pertama,  sebagai pembeli produk, karena dia membeli produk secara langsung dari perusahaan atau distributor. Pada setiap pembelian, biasanya dia akan mendapatkan bonus berupa potongan harga. Kedudukan kedua, sebagai makelar, karena selain membeli produk tersebut, dia harus berusaha merekrut anggota baru. Setiap perekrutan dia mendapatkan bonus juga. Sedangkan system jual beli semacam ini termasuk diharamkan karena melakukan dua akad dalam satu jual beli.
Kedua: Di dalam MLM terdapat makelar berantai.  Sebenarnya makelar (samsarah) dibolehkan di dalam Islam, yaitu transaksi di mana pihak pertama mendapatkan imbalan atas usahanya memasarkan produk dan pertemukannya dengan pembelinya. Adapun makelar di dalam MLM bukanlah memasarkan produk, tetapi memasarkan komisi. Maka, kita dapatkan setiap anggota MLM memasarkan produk kepada orang yang akan memasarkan dan seterusnya, sehingga terjadilah pemasaran berantai. Dan ini tidak dibolehkan karena akadnya mengandung gharar dan spekulatif.
Ketiga: Di dalam MLM terdapat unsur perjudian, karena seseorang ketika membeli salah satu produk yang ditawarkan, sebenarnya niatnya  bukan karena ingin memanfaatkan atau memakai produk tersebut, tetapi dia membelinya sekedar sebagai sarana untuk mendapatkan point yang nilainya jauh lebih besar dari harga barang tersebut. Sedangkan nilai yang diharapkan tersebut belum tentu ia dapatkan.
Perjudian juga seperti itu, yaitu seseorang menaruh sejumlah uang di meja perjudian, dengan harapan untuk meraup keuntungan yang lebih banyak, padahal keuntungan tersebut belum tentu bisa ia dapatkan. 
Keempat: Di dalam MLM banyak terdapat unsur gharar  (spekulatif) atau sesuatu yang tidak ada kejelasan yang diharamkan Syariat, karena anggota yang sudah membeli produk tadi, mengharap keuntungan yang lebih banyak. Tetapi dia sendiri tidak mengetahui apakah berhasil mendapatkan keuntungan tersebut atau malah merugi.
Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam melarang setiap transaksi yang mengandung gharar, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu bahwasanya ia berkata :
نَهَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ بَيْعِ الْحَصَاةِ وَعَنْ بَيْعِ الْغَرَرِ
"Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam melarang jual beli dengan cara al-hashah (yaitu: jual beli dengan melempar kerikil) dan cara lain yang mengandung unsur gharar (spekulatif).“ (HR. Muslim, no: 2783)
Kelima: Di dalam MLM terdapat hal-hal yang bertentangan dengan kaidah umum jual beli, seperti kaidah : Al Ghunmu bi al Ghurmi, yang artinya bahwa keuntungan itu sesuai dengan tenaga yang dikeluarkan atau resiko yang dihadapinya. Di dalam MLM ada pihak-pihak yang paling dirugikan yaitu mereka yang berada di level-level paling bawah, karena merekalah yang sebenarnya bekerja keras untuk merekrut anggota baru, tetapi keuntungannya yang menikmati adalah orang-orang yang berada pada level atas.
Merekalah yang terus menerus mendapatkan keuntungan-keuntungan tanpa bekerja, dan mereka bersenang-senang di atas penderitaan orang lain. Apalagi jika mereka kesulitan untuk  melakukan perekrutan, dikarenakan jumlah anggota sudah sangat banyak.
Keenam: Sebagian ulama mengatakan bahwa transaksi dengan sistem MLM mengandung riba fadhl, karena anggotanya membayar sejumlah kecil dari hartanya untuk mendapatkan jumlah yang lebih besar darinya, seakan-akan ia menukar uang dengan uang dengan jumlah yang berbeda. Inilah yang disebut dengan riba fadhl (ada selisih nilai). Begitu juga termasuk dalam kategori riba nasi’ah, karena anggotanya mendapatkan uang penggantinya tidak secara cash. Sementara produk yang dijual oleh perusahaan kepada konsumen tiada lain hanya sebagai sarana untuk barter uang tersebut dan bukan menjadi tujuan anggota, sehingga keberadaannya tidak berpengaruh dalam hukum transaksi ini.
Keharaman jual beli dengan sistem MLM ini, sebenarnya sudah difatwakan oleh sejumlah ulama di Timur Tengah, diantaranya adalah Fatwa Majma’ Al-Fiqh Al-Islamy Sudan yang dikeluarkan pada tanggal 17 Rabi’ul Akhir 1424 H, bertepatan dengan tanggal 17 Juni 2003 M pada majelis no. 3/24. Kemudian dikuatkan dengan Fatwa Lajnah Daimah Arab Saudi pada tanggal 14/3/1425 dengan nomor (22935).
Adapun MLM yang berlebel syariah, maka perlu dikaji sendiri dan khusus; Adakah kaidah dasar syariah yang dilanggarnya sehingga menyebabkan haramnya system yang digunakan? Karena boleh atau tidaknya penjualan dengan MLM ditentukan oleh system yang dipraktekkan. Sebatas lebel syariah tidak menentukan kehalalan. Wallahu Ta'ala A'lam. [PurWD/voa-islam.com].

Sumb: http://www.voa-islam.com/islamia/konsultasi-agama/2013/03/18/23625/apakah-semua-bisnis-mlm-haram/

Haram Pria Berjabat Tangan Dengan Wanita Bukan Mahramnya


Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Bagi setiap muslim atau muslimah wajib tunduk kepada ketetapan Islam, baik yang dirasa sesuai dengan kebiasaannya atau tidak. Karena Inti dari makna Islam adalah tunduk dan menyerah kepada katetapan Allah Ta'ala. Sehingga Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda, "Tidak beriman salah seorang kalian sehingga hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa."
Dalam hubungan pergaulan laki-laki dan perempuan, Islam telah memiliki satu aturan yang menjadi bagian dari syariatnya. Setiap muslim wajib tunduk dan patuh terhadapnya. Ia wajib menerima dan menjalankannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
إِنَّمَا كَانَ قَوْلَ الْمُؤْمِنِينَ إِذَا دُعُوا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ أَنْ يَقُولُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Sesungguhnya jawaban oran-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka[1045] ialah ucapan. "Kami mendengar, dan kami patuh." Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al-Mukminun: 51)
Pada dasarnya, berjabat tangan adalah sesuatu yang baik dan bagian dari kesopanan. Bahkan orang yang tidak mau berjabat tangan ketika bertemu atau hadir di suatu pertemuan, biasanya, dianggap sebagai orang sombong dan kurang beradab.
Menurut Imam An-Nawawi, berjabat tangan (salaman) telah disepakati sebagai bagian dari sunnah ketika bertemu. Ibn Batthal juga menjelaskan, “Hukum asal jabat tangan adalah satu hal yang baik menurut umumnya ulama.” (Syarh Shahih Al-Bukhari Ibn Batthal, 71/50).
Dalam beberapa riwayat, jabat tangan juga diamalkan para sahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Imam Qatadah bertanya kepada Anas bin Malik: “Apakah jabat tangan itu dilakukan diantara para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam?” Anas menjawab: “Ya.” (HR. Al-Bukhari, 5908)
Abdullah bin Hisyam mengatakan: “Kami pernah bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, sementara beliau memegang tangan Umar bin Al-Khattab.” (HR. Al-Bukhari 5909).
Ka’ab bin Malik mengatakan: “Aku masuk masjid, tiba-tiba di dalam masjid ada Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Kemudian Thalhah bin Ubaidillah berlari menyambutku, menjabat tanganku dan memberikan ucapan selamat kepadaku.” (HR. Al-Bukhari 4156).
Keutamaan Berjabat Tangan
Berjabat tangan dengan sesama saudara seiman memiliki banyak keutamaan, antara lain:
Pertama, orang yang berjabat tangan akan diampuni dosanya.
Dari Al Barra’, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam  bersabda: “Tidaklah dua orang muslim bertemu kemudian berjabat tangan kecuali akan diampuni dosa keduanya selama belum berpisah.” (Shahih Abu Daud, 4343).
Dari Hudzifah bin Al-Yaman, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya seorang mukmin jika bertemu dengan mukmin yang lain, kemudian dia memberi salam dan menjabat tangannya maka dosa-dosa keduanya akan saling berguguran sebagaimana daun-daun pohon berguguran.” (Diriwayatkan oleh Al Mundziri dalam At Targhib dan dishahihkan Syaikh Al Albani dalam As Shahihah, 525).
Kedua, Berjabat tangan bisa menjadi sebab hilangkannya kebencian dalam hati.
“Lakukanlah jabat tangan, karena jabat tangan bisa menghilangkan permusuhan.”  Tetapi hadis ini didhaifkan oleh Syaikh Al Albani (Ad Dha’ifah, 1766)
“Lakukanlah jabat tangan, itu akan menghilangkan kedengkian dalam hati kalian.” (HR. Imam Malik dalam Al-Muwatha’ dan didhaifkan oleh Syaikh Al-Albani)
Terdapat beberapa hadis dalam masalah ini, namun semuanya tidak lepas dari cacat. Terlepas dari hadis di atas, telah terbukti dalam realita bahwa berjabat tangan memiliki pengaruh dalam menghilangkan kedengkian hati dan permusuhan.
Ketiga, Berjabat tangan merupakan ciri orang-orang yang hatinya lembut.
Ketika penduduk Yaman datang, Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Penduduk Yaman telah datang, mereka adalah orang yang hatinya lebih lembut dari pada kalian.” Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkomentar tentang sifat mereka: “Mereka adalah orang yang pertama kali mengajak untuk berjabat tangan.” (HR. Ahmad 3/212 & dishahihkan Syaikh Al Albani, As Shahihah, 527).
Namun, perlu diperhatikan bahwa penjelasan di atas berlaku untuk jabat tangan yang dilakukan antara sesama laki-laki atau sesama wanita. Sedangkan berjabat tangan antara laki-laki dengan wanita yang bukan mahram hukumnya adalah haram. Berikut ini kami sertakan beberapa dalilnya:
1. Dalam Shahihain, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menegaskan :
إِنَّ اللهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيْبَهُ مِنَ الزَّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زَنَاهُمَا النَّظَرُ وَالْأُذَنَانِ زِنَاهُمَا الْإِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi setiap anak Adam bagiannya dari zina, ia mengalami hal tersebut secara pasti. Mata zinanya adalah memandang, kedua telinga zananya adalah mendengar, lisan zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang dan kaki zinanya adalah berjalan dan hati berhasrat dan berangan-angan dan hal tersebut dibenarkan oleh kemaluan atau didustakan.
Imam An-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim (8/457) mengatakan: “Bahwa setiap anak Adam ditakdirkan untuk melakukan perbuatan zina. Di antara mereka ada yang melakukan zina sesungguhnya, yaitu memasukkan kemaluan ke dalam kemaluan. Di antara mereka ada yang zinanya tidak sungguhan, dengan melihat hal-hal yang haram, atau mendengarkan sesuatu yang mengarahkan pada perzinaan dan usaha-usaha untuk mewujudkan zina, atau dengan bersentuhan tangan, atau menyentuh wanita asing dengan tangannya, atau menciumnya…”
Sedangkan pada (16/316), An-Nawawi menjelaskan: “Hadits ini menerangkan bahwa haramnya memegang dan menyentuh selain mahram karena hal itu adalah pengantar untuk melakukan zina kemaluan”.
Ibn Hibban memasukkan hadits ini dalam kitab Shahih-nyadi bawah judul: “Bab Penggunaan istilah zina untuk tangan yang menyentuh sesuatu yang tidak halal.” (Shahih Ibn Hibban, 10/269)
Dalam kesempatan yang lain, Ibnu Hibban memberikan judul: “Bab: digunakan istilah zina untuk anggota badan yang melakukan suatu perbuatan yang merupakan cabang dari perzinaan.” (Shahih Ibn Hibban, 10/367)
Penamaan judul Bab dalam kitab shahih Ibn Hibban di sini menunjukkan bahwa beliau memahami bahwa kasus pelanggaran yang dilakukan anggota tubuh yang mengantarkan zina adalah bentuk perbuatan zina. Karena penamaan judul bab para penulis hadits adalah pernyataan pendapat beliau.
Al Jash-shas mengatakan: “Digunakan istilah zina untuk kasus ini dalam bentuk majaz (bukan zina sesungguhnya dengan kemaluan, -pen).” (Ahkam Al-Qur’an, 3/96)
Kesimpulannya, istilah zina bisa digunakan untuk semua anggota badan yang melakukan pelanggaran, karena perbuatan tersebut merupakan pengantar terjadinya perzinaan. Sedangkan zina yang hakiki adalah zina kemaluan.
2.  Hadits Ma’qil bin Yasar Radhyiallahu ‘Anhu :
لَأَنْ يُطْعَنُ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمِخْيَطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لاَ تَحِلُّ لَهُ
“Andaikata kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ar-Ruyani dalam Musnad-nya no.1282, Ath-Thabrani 20/no. 486-487 dan Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman no. 4544 dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226).
Hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram adalah dosa besar (Nashihati lin-Nisa' hal.123)
Berkata Asy-Syinqithy dalam Adwa` Al-Bayan (6/603): “Tidak ada keraguan bahwa fitnah yang ditimbulkan akibat menyentuh/berjabat tangan dengan selain mahram lebih besar dan lebih kuat dibanding fitnah memandang”.
Berkata Abu ‘Abbas Ahmad bin Muhammad bin ‘Ali Al-Makky Al-Haitami (Az-Zawajir 2/4) bahwa: “Dalam hadits ini menunjukkan bahwa menyentuh dan berjabat tangan dengan selain mahram adalah termasuk dosa besar”.
3.  Hadits Amimah bintu Raqiqoh Radhiyallahu ‘Anha, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda :
إِنِّيْ لاَ أُصَافِحُ النِّسَاءَ
Sesungguhnya aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita.” (HR. Malik 1775, Ahmad 6/357, Ibnu Majah 2874, An-Nasa'i 7/149, dan lainnya)
Hadits ini dihasankan oleh Al-Hafizh dalam Fathul Bari 12/204, dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 529 dan Syeikh Muqbil dalam Ash-Shahih Al-Musnad Mimma Laisa Fii Ash-Shahihain).
Berkata Ibnu ‘Abdil Barr dalam At-Tamhid (12/243): "Dalam sabda beliau 'aku tidak pernah berjabat tangan dengan wanita' ada dalil tentang tidak bolehnya seorang lelaki bersentuhan dengan perempuan yang tidak halal baginya (bukan mahramnya-pent.) dan menyentuh tangannya dan berjabat tangan dengannya.”
4. Hadits ‘Aisyah Radhiyallahu 'Anha dalam riwayat Shahihain, beliau berkata:
وَاللهِ مَا مَسَّتْ يَدُ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ يَدَ امْرَأَةٍ قَطٌّ فِي الْمُبَايَعَةِ أَنَّهُ يُبَايِعُهُنَّ بِالْكَلاَمِ
Demi Allah tidak pernah sama sekali tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyentuh tangan wanita dalam berbai’at, beliau hanya membai’at mereka dengan ucapan".
Berkata Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim (13/16): “Dalam hadits ini menjelaskan bahwa bai’at wanita dengan ucapan, bukan dengan menyentuh tangan”.
Berkata Ibnu Katsir dalam Tafsirnya (4/60): “Hadits ini sebagai dalil bahwa bai’at wanita dengan ucapan tanpa dengan menyentuh tangan.”
Jadi bai’at terhadap wanita dilakukan dengan ucapan tidak dengan menyentuh tangan. Adapun asal dalam berbai’at adalah dengan cara menyentuh tangan sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam membai’at para shahabatnya dengan cara menyentuh tangan mereka. Hal ini menunjukkan haramnya menyentuh/berjabat tangan kepada selain mahram dalam berbai’at, apalagi bila hal itu dilakukan bukan dengan alasan bai’at tentu dosanya lebih besar lagi.
Kesimpulan
Dari sini jelas, apa yang dilakukan Anis Matta, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berjabat tangan dengan host wanita yang bukan mahramnya di penghujung acara Prime Time bertajuk “Anis Matta Menjawab” di Metro TV pada Rabu (22/5/2013) adalah tindakan haram dan tak layak ditiru. Seharusnya sebagai pemimpin dari partai yang mengklaim sebagai “partai Islam dan partai dakwah”memberi teladan kepada umat dalam berislam. Khawatir, sikap Anis dalam acara “Badai PKS belum berlalu” tersebut akan ditiru para kader Partainya hyg fanatik. Lebih parah lagi, dijadikan pembenar atas tindakan haram. Wallahu Ta’ala A’lam. (PurWD/voa-islam).

Sumb: http://www.voa-islam.com/islamia/tsaqofah/2013/05/26/24811/haram-pria-berjabat-tangan-dengan-wanita-bukan-mahramnya/

Dapat Momongan Setelah Melazimi Shalat malam & Istighfar


Seorang laki-laki masuk masjid di luar waktu shalat. Seorang laki-laki paruh baya melihatnya. Lalu ia berkata kepadanya, “Ta’ala, ya Waladi (kemarilah! wahai anakku), aku melihatmu datang ke sini bukan waktu shalat dan wajahmu diliputi rasa sedih lagi gundah.”
Laki-laki tadi berkata, “Wahai Bapak, sudah beberapa tahun aku menikah, namun belum juga Allah menganugerahkan momongan untukku. Padahal semua dokter sudah aku datangi, namun belum juga ada hasil.”
Laki-laki paruh baya tadi berkata kepadanya: Duduklah! Maka duduklah sang pemuda.
Mulailah ia berkata kepadanya, “Aku mau kasih resep kepadamu. Namun ini sangat berat dipraktekkan. Tapi, Demi Allah, lalu Demi Allah resep itu sangat mujarab.”
Ia bertanya, “Apa itu?”
Bapak tua tadi menjawab, “Kamu dan istrimu bangun satu jam sebelum Shubuh. Lalu kamu bagi waktu tersebut menjadi dua bagian. Bagian pertama untuk qiyamullail (shalat malam) dan bagian kedua untuk istighfar. Sebab Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا  يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا  مَا لَكُمْ لَا تَرْجُونَ لِلَّهِ وَقَارًا  وَقَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا
Maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. Mengapa kamu tidak percaya akan kebesaran Allah?Padahal Dia sesungguhnya telah menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian.” (QS. Nuuh: 10-14)
Laki-laki tadi pergi menghampiri istrinya. Terdengarlah bincang-bincang antara keduanya.
Suami: Istriku, Al-Hamdulillah (segala puji milik Allah) aku telah mendapatkan obat, aku telah mendapatkan obat, dengan izin Allah, tapi itu sangat sulit sekali.
Istri: Apa obat itu wahai suamiku?
Suami: Kita bangun sebelum satu jam sebelum shalat Shubuh. Setengah jam kita shalat malam. Dan setengah jam berikutnya kita beristighfar. Apakah kamu siap mengerjakan ini?
Istri: Pasti aku siap, wahai suamiku. Sebab ini adalah Kalamullah Subhanahu Wa Ta'ala.
Suami: Kapan kita mulai?
Istri: hari ini Insya Allah.
Mulailah kedua pasangan ini mengerjakannya. Berselang 15 hari datanglah tanda-tanda kehamilan. Sang suami membawa istrinya pergi ke dokter kandungan. Setelah pemeriksaan, dokter mengabarkan kepada si suami bahwa istrinya hamil.
Puji-pujian melantun dari lisan mereka atas kebesaran Allah dan kerunia-Nya yang sangat istimewa tersebut.
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Siapa yang kontinyu beristighfar maka Allah jadikan baginya jalan keluar dari setiap kesulitannya, kesudahan dari setiap kesedihannya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Ya Allah,karuniakanlah kepada setiap mukmin-mukminah keturunan-keturunan yang shalih. Amiin. [PurWD/voa-islam.com]
Sumber: Islamway.com dengan teks Arab. Diterjemahkan secara bebas oleh Badrul Tamam..

Sumb: http://www.voa-islam.com/islamia/tsaqofah/2013/09/17/26840/dapat-momongan-setelah-melazimi-shalat-malam-istighfar/

Tauhid Inputnya, Akhlak Mulia Outputnya


Oleh: Ust. Abu Izzuddin Fuad Al-Hazimi
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalwat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga danpara sahabatnya.
Seorang Doktor di bidang aqidah bertanya kepada Syaikh DR. Umar Al Asyqor guru besar ilmu Aqidah, “Wahai syaikh, saya sudah mencapai gelar akademik tertinggi dalam ilmu aqidah, namun saya belum merasakan dalamnya aqidah ini tertanam di hati dan jiwaku.”
Maka Syaikh DR. Umar Al Asyqor menjawab: “Pertanyaan itu sudah pernah ditanyakan oleh Syaikhul Islam Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah kepada gurunya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjawab: “Apa yang engkau pelajari hanyalah kaidah-kaidah (rumusan-rumusan) dalam masalah aqidah. Sedangkan jika engkau ingin merasakan dalamnya aqidah tertanam di hati dan jiwamu, maka hayati dan resapilah kandungan Al-Qur’an.”
Ikhwah Fillah rahimakumullah!...
Ilmu tauhid yang kita pelajari selama ini, ternyata baru sekedar kaidah atau rumusan seperti rumus Matematika dan Kimia atau rumus lainnya. Tanpa praktek nyata, maka rumusan tinggal rumusan tanpa arti walaupun sebanyak apapun kita menghafalnya.
Khalifah Umar Bin Abdul Aziz berkata:
إِنَّ لِلإِيمَانِ فَرَائِضَ وَشَرَائِعَ وَحُدُودًا وَسُنَنًا ، فَمَنِ اسْتَكْمَلَهَا اسْتَكْمَلَ الإِيمَانَ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَكْمِلْهَا لَمْ يَسْتَكْمِلِ الإِيمَانَ
"Sesungguhnya iman memiliki beberapa kewajiban, syariat, hudud (batasan) dan sunnah-sunnah. Barangsiapa menyempurnakannya maka sempurnalah imannya dan barangsiapa tidak menyempurnakannya maka tidak sempurna pula imannya." (HR. Bukhari)
Oleh karena itu marilah kita beriman sejenak sebagaimana ucapan shahabat Muadz bin jabal Radhiyallahu 'Anhu:
اجْلِسْ بِنَا نُؤْمِنْ سَاعَةً
"Duduklah bersama kami, mari kita beriman sejenak." (HR. Bukhari) Maksudnya adalah bertafakkur dan mengingat Allah sejenak saja.
Allah Azza Wa Jalla Berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Rabb mereka, mereka bertawakkal.” (QS Al-Anfal: 2)
إِنَّمَا يُؤْمِنُ بِآيَاتِنَا الَّذِينَ إِذَا ذُكِّرُوا بِهَا خَرُّوا سُجَّدًا وَسَبَّحُوا بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَهُمْ لَا يَسْتَكْبِرُونَ
"Sesungguhnya orang yang benar-benar beriman kepada ayat-ayat Kami adalah mereka yang apabila diperingatkan dengan ayat-ayat itu mereka segera bersujud seraya bertasbih dan memuji Rabbnya, dan lagi pula mereka tidaklah sombong. Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya (karena sholat tahjjud) dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa apa rezki yang Kami berikan." (QS. Al-Sajdah: 15)
قُلْ آمِنُوا بِهِ أَوْ لَا تُؤْمِنُوا إِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ مِنْ قَبْلِهِ إِذَا يُتْلَى عَلَيْهِمْ يَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ سُجَّدًا وَيَقُولُونَ سُبْحَانَ رَبِّنَا إِنْ كَانَ وَعْدُ رَبِّنَا لَمَفْعُولًا وَيَخِرُّونَ لِلْأَذْقَانِ يَبْكُونَ وَيَزِيدُهُمْ خُشُوعًا
Katakanlah: "Berimanlah kamu kepadanya atau tidak usah beriman (sama saja bagi Allah). Sesungguhnya orang-orang yang diberi pengetahuan sebelumnya apabila Al Quran dibacakan kepada mereka, mereka menyungkur atas muka mereka sambil bersujud. Dan mereka berkata : "Maha suci Rabb Kami, Sesungguhnya janji Rabb Kami pasti dipenuhi". Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu'.” (QS. Al-Isra’: 107 – 109)
Banyak orang menyangka bahwa akhlakul karimah tidak ada sangkut pautnya dengan tauhid atau aqidah. Sehingga seseorang yang sudah belajar tauhid tidak sedikit pun merasa risih untuk mengeluarkan sumpah serapah atau kata-kata kotor kepada saudaranya sesama muslim. Padahal tauhid adalah inti iman dan dalam banyak hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam selalu mengaitkannya dengan adab dan akhlak. Bahkan Allah Azza wa Jalla pun menjadikan amal shalih sebagai bukti keimanan seseorang.
وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr 1–3)
Sesungguhnya ucapan kita, pandangan kita, pendengaran kita bahkan desiran hati kita adalah bukti iman dan tauhid kita. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan kami mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir." (QS Qaaf 16–18)
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabannya.” (QS. Al-Isra’: 36)
Puluhan nasehat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam mengaitkan keimanan dengan ucapan, sikap dan adab kita. Bahkan menyingkirkan duri dari jalanan pun bagian dari iman.
Beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
الإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الأَذَى عَنِ الطَّرِيقِ وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنَ الإِيمَانِ
Iman itu ada 70 atau 60 cabang, yang paling utama adalah ucapan Laa Ilaaha IllaLlah sedangkan yang paling rendah adalah menyingkirkan duri dari jalan. Dan rasa malu merupakan bagian dari iman.” (HR. Muslim)
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik atau diam saja.” (Muttafaq Alaih)
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلاَ يُؤْذِي جَارَهُ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka janganlah ia menyakiti tetangganya.” (Muttafaq Alaih)
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tetangganya.” (Muttafaq Alaih)
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tamunya.” (Muttafaq Alaih)
مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ
Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat di atas Mizan (timbangan amal di akhirat nanti) dibandingkan akhlak yang baik” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan beliau menyatakan bahwa Hadits ini Shahih)
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menyambung silaturahim.” (Muttafaq Alaih)
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ
Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin selamat dari mulut dan tangannya. Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang hijrah (menjauhi) dari segala yang dilarang Allah.” (HR. Bukhari)
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ
Shodaqoh tidaklah akan mengurangi harta sedikitpun, dan tidaklah seorang hamba yang memberi maaf, melainkan Allah akan menambahkan baginya kemuliaan dan kehormatan, dan tidaklah seseorang itu merendahkan diri di hadapan Allah kecuali Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim)
لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ
Janganlah engkau meremehkan amal kebajikan meskipun kecil, walaupun itu hanya berupa wajah yang manis ketika engkau bertemu saudaramu.” (HR. Muslim)
سِبَابُ الْمُسْلِم فُسُوقٌ وَقِتَالُهُ كُفْرٌ
Mencaci seorang muslim adalah tindakan yang melampaui batas (fasiq) sedangkan membunuhnya adalah kekafiran.” (Muttafaq Alaih)
أَتَدْرُونَ مَا الْغِيبَةُ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذِكْرُكَ أَخَاكَ بِمَا يَكْرَهُ قِيلَ أَفَرَأَيْتَ إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُولُ قَالَ إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُولُ فَقَدِ اغْتَبْتَهُ وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فِيهِ فَقَدْ بَهَتَّهُ
Tahukah kalian apakah ghibah (menggunjing) itu?” Para Shahabat menjawab “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu”. Rasul pun menjelaskan, “(Ghibah adalah) menyebutkan sesuatu dalam diri saudaramu yang tidak disukainya”. Seorang shahabat bertanya, “Bagaimana jika yang kami sebutkan itu memang benar-benar ada padanya ?” Rasul pun bersabda, “Jika apa yang kalian sebutkan itu memang benar ada padanya, maka berarti engkau telah menggunjingnya, dan jika tidak ada padanya berarti engkau telah memfitnahnya.” (HR. Muslim)
Garbage In Garbage Out (GIGO)
Meminjam istilah komputer yaitu Garbage In Garbage Out (jika sampah yang dimasukkan sampah pula yang keluar) maka jika inputnya bagus pastilah outputnya bagus pula. Jika inputnya bagus namun outputnya buruk, tentulah ada masalah pada softwarenya atau hardwarenya.
Jika seseorang telah mempelajari ilmu tauhid tetapi tauhid itu tidak tercermin pada akhlak dan adabnya, bisa jadi software yang dimasukkan salah atau hardwarenya yang ada masalah sehingga harus segera diservice atau diupgrade. Wallahu A’lam. [PurWD/voa-islam.com].

Sumb: http://www.voa-islam.com/islamia/aqidah/2013/04/01/23836/tauhid-inputnya-akhlak-mulia-outputnya/

Kenapa Dalam Menjalankan Ketaatan Harus Disertai Kesabaran?


Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.
Para ulama membagi sabar menjadi tiga bagian; Pertama, sabar di atas ketaatan. Kedua, sabar dari apa saja yang Allah haramkan. Ketiga, bersabar saat tertimpa takdir ketetapan Allah yang dirasa menyakitkan (musibah).
Jika makna sabar secara bahasa adalah menahan diri, yakni menahan diri dari apa yang tdak disukai jiwanya. Maka pada bagian kedua & ketiga kita akan memakluminya, yakni sabar (menahan diri) dari menuruti syahwat dan dorongan nafsu; dan sabar (menahan diri) dari mengeluh dan mengumpat atas musibah yang Allah takdirkan atas dirinya, lalu ia ridha kepadanya dan berharap pahala kepada Allah atasnya. Kemudian dalam ketaatan kok kita harus sabar, kenapa?
Sebabnya, karena ketaatan dirasa berat oleh jiwa & fisik seseorang sehingga sehingga ia merasa kesulitan menjalankannya. Apalagi kalau fisiknya lemah dan capek, maka beratnya menjalankan ketaatan semakin terasa. Karenanya untuk menjadi ahli tha'ah sangat dibutuhkan kesabaran untuk dawam (kontinyu) menjalankannya.
Di sisi lain, ketaatan terkadang membutuhkan modal duit seperti zakat, infak, haji dan semisalnya maka menjalankan ketaatan-ketaatan ini menjadi beban bagi jiwa manusia. Karena tabiat dasar manusia itu pelit, sayang & eman-eman terhadap harta yang telah diusahakannya. Karenanya seseorang dalam menjalankan ketaatan ia harus mampu melawan apa-apa yang tidak disukai jiwannya, ia harus mampu mengalahkan kecenderungan jiwanya yang ingin berleha-leha, malas, tidak mau ada beban, dan ingin menikmati kesenangan-kesenangan.
Ringkasnya, dalam menjalankan ketaatan terdapat sesuatu yang berat atas jiwa dan fisik kita. Karenanya menjalankannya membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Siapa yang mampu bersabar, atas ketaatan ini dan ditmabah dengan dua macam kesabaran lainnya di atas maka ia akan mendapatkan keberuntungan hidup.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اصْبِرُوا وَصَابِرُوا وَرَابِطُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (QS. Ali Imran: 200)
[PurWD/voa-islam.com].


Sumb: http://www.voa-islam.com/islamia/aqidah/2013/09/02/26605/kenapa-dalam-menjalankan-ketaatan-harus-disertai-kesabaran/

Cantiknya Aku & Hijab Panjangku


Sahabat Muslimah,
Aku dan hijab panjangku, sering menjadi bahan pertanyaan dari mereka yang belum memahami arti hijab sebenarnya. Beragam pertanyaan hadir mencerca. Hijab panjang berwarna gelap, dari jama’ah apa? Aliran apa? Paham apa? Akidahnya apa? Ikut imam siapa? Ikut kata ustadz siapa? Ikut Islam yang mana? Begitu derasnya cercaan itu, namun itu merupakan sebuah ladang dakwah yang sangat subur, harus dijelaskan secara gamblang. Hijab lebar berwarna gelap bukan berarti sang pemakai mengikuti jama’ah tertentu, bukan mengikuti aliran tertentu, bukan ikut paham tertentu. Bukan ikut kata ustadz, bukan ikut islam yang mana-mana, tapi mengikuti risalah Islam yang dibawa Rasulullah. Karena beginilah seharusnya wanita menutup auratnya, berpakaian tidak mencolok, longgar, tidak ketat, tidak transparant. Ini adalah cara menutup aurat yang diperintahkan Allah kepada semua muslimah yang telah baligh.
Aku dan hijab panjangku, menjadi target musuh  untuk menyudutkan Islam. Berbagai tuduhan termuntahkan. Teroris. Radikal. Khawarij. Wahabi. Terbelakang. Penghambat HAM. Berlebihan. Tuduhan itu begitu menyudutkan, dan memang itulah misi mereka, menyudutkan Islam agar lingkupnya terkungkung dan geraknya terbatas. Dan di dada kami para muslimah tertanam ayat indah mengandung motivasi yang begitu dahsyat.
Mereka hendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, tetapi Allah tetap menyempurnakan cahaya Nya, meskipun orang-orang kafir membencinya. (As-Shaff 8)
Tuduhan teroris itu upaya mereka menggembosi Islam yang merupakan pesanan Amerika dan sekutunya. Radikal juga statement Amerika dalam rangka mengelabuhi dunia, agar jagat raya menyetujui cara Amerika memerangi Islam. Jadi kata Radikal itu sengaja barat sematkan demi meraih dukungan dunia terhadap misi barat membantai umat Islam di belahan dunia Islam. Gelar khawarij  dan wahabi juga ciptaan musuh-musuh agar umat berbondong-bondong membenci Islam. Utamanya kami para muslimah yang berhijab lebar. Dengan segala upaya mereka ciptakan opini ditengah hingar-bingar masyarakat, agar memandang secara sinis wanita berhijab lebar.
Aku dan hijab panjang, terkadang di anggap sebuah fitnah oleh beberapa orang, enggan menyapa dan cenderung berprasangka buruk karena hijab. Namun sesungguhnya, semua itu hanyalah ujian kecil bagi muslimah. Bukan hijab lebar kami yang menjadi sumber fitnah, tetapi musuh-musuh itulah yang berusaha menebar fitnah terhadap muslimah berhijab lebar, mempengaruhi muslim awam agar tidak mengikuti cara berbusana seperti ini. Semua ini telah musuh rancang untuk menelanjangi muslimah agar berpakaian ala pakaian yang musuh inginkan. Aku dan hijab lebarku, tidak tertarik mengikuti cara berpakaian para perancang busana, karena jika kami mengikuti para designer itu, berarti telah membantu memakmurkan ladang bisnis pakaian mereka yang menyalahi aturan syari’at.
4 Tips Cantik Dengan Syari'at
Wanita mana yang rela terlihat jelek atau tua. Musuh bebuyutan sahabat Muslimah adalah noda dan kerut. Setuju kan..
Tahukah Sabat Muslimah, ternyata cantik itu nggak mahal dan nggak repot kok. Karena dengan menjalankan Islam dengan sempurna ternyata sudah seperti melakukan perawatan mahal dan memakan waktu lama. Mau tahu kan?
1.Membasuh muka saat berwudhu
Ilmu pengetahuan modern, khususnya dalam bidang kedokteran menemukan banyak sekali manfaat kesehatan dari wudhu. Sahabat Muslimah di saat membasuh muka ternyata bermanfaat menghilang bekas keringat dari permukaan kulit dan membuka pori-pori kulit. Membasuh muka pun melancarkan peredaran darah pada wajah. Subhanallah... berapa kali sahabat Muslimah berwudhu siap hari, berati sahabat Muslimah saat membasuh muka bila berwudhu komedo kan musnah dan wajah pun menjadi cerah bak rembulan.
2.Membaca Al-Qur’an
Siapa yang hobi fashel ke salon, ternyata seluruh dialek dan huruf sedunia yang paling banyak menggunakan syaraf yang ada di muka adalah huruf hijaiyah. Disaat kita membaca  huruf jaiyah berarti kita seolah-olah seperti menstimulasi seluruh otot yang ada di wajah. Hal ini jika dilakukan terus menerus akan memberikan efek mengencangkan oto wajah. Sehingga efek penuan karena usia akan lambat. Bayangkan seandainya sahabat Muslimah bisa rutin membaca Al-Qur’an setiap hari, subhanallah. Penuaan dini akan terbirit birit.
3.Berjilbab
Ternyata dengan berjilbab dapat melindungi rambut dari debu, sinar UV dan polusi, sehingga rambut lebih terjaga kesehatan dan kebersihannya. Interaksi rambut secara langsung dengan dunia luar bisa membuat warna kemilau rambut jadi kusam. Bahan kebiasaan mengenakan jilbab dapat membuat kebiasaan hidup bersih sehingga terhindar dari penyakit.
4. Secantik siapa pun, secerah apapun dan semanis apapun kan terasa jelek, kusam dan kecut bila sang empunya tidak tenang dan teduh dalam bersikap dan bertutur sapa. Itu semua kan dirasakan bila hati sahabat Muslimah selalu berfikiran positif dan tepat dalam memposisikan diri. Sulitkah menuju ke sana? Mudah sekali, nggak perlu yoga, nggak perlu ndengerin lagu melankolis, itu justru menjauhkan sahabat Muslimah dari syari’at. Cukup sering beristighfar dan banyak bersyukur.  Dengan banyak beristighfar menjadikan sahabat Muslimah lebih cerdas dalam bersikap atas kejadian apapun yang dialami dan ampu berpikir positif. Sahabat Muslimah pun harus banyak bersyukur, karena dengan banyak bersyukur akan mengontrol emosi. Bila sahabat Muslimah mama engendalikan emosi, maka cermin canting di wajah akan memiliki aura yang tak ternilai.
Semoga sahabat Muslimah menjadikan empat hal ini sebagai kebiasaan dalam hidup. Tapi ingat, jaga niat.  Urusan menjadi cantik ini merupakan hikmah dan bonus dari Alloh atas hamba-Nya yang selalu taat. Karena taat dan kesadaran menjalankan syari’at lah yang utama. (Yuliana, Ukhwatuna,ikhlas/voa-islam.com).

Sumb: http://www.voa-islam.com/muslimah/article/2013/10/13/27171/cantiknya-aku-hijab-panjangku/

Katanya Muslimah Neng, Kok nggak pake jilbab?

Written By Unknown on Rabu, 25 September 2013 | 19:34

Cewek... cewek.. cewek...
Bersyukurnya kita jadi seorang cewek. Makhluk yang pastinya indah dan cantik banget. Nggak ada kita, dunia dipastikan nggak seru dan nggak asyik lagi. Seperti kamu tahu, cewek dalam aturan islam sangat dihormati banget. Dia diwajibkan pakai kerudung dan jilbab. Bukan apa- apa, tapi semua demi kehormatan tuh cewek sendiri.
Tapi satu pertanyaan yang kita heran, kenapa banyak dari para cewek yang nggak mau pake kerudung dan berjilbab rapi, nutup aurat biar nggak jadi sasaran mata jalang. Anehnya mereka ini juga ngaku islam loh, cek aja di KTPnya.
Alasannya pertama, katanya belum siap.
Girls, Jilbab dan kerudung adalah justru buat ngelindungin kita. Kalau kamu beralasan belum siap mengenakan keduanya, sama aja kamu SUDAH SIAP untuk dilecehkan dan jadi pandangan gratis laki- laki manapun. Gimana nggak, mereka juga manusia lah, yang punya nafsu atas kamu. Apalagi kamu indah dan cantik gitu, hey kenapa nggak coba menghargai diri sendiri lebih mahal ?
Alasan yang kedua biasanya jilbab dan kerudung itu mengekang.
Heee... katanya gaul, tapi kok pemikiran sempit sih. Hare gene, jilbab dan kerudung bukan alasan lagi buat kamu nggak bisa ngapa- ngapain. Justru saat kamu nggak buru- buru make, kamu akan banyak keganggu, was-was dan nggak nyaman. Jadilah kamu akhirnya nggak bisa ngapa-ngapain.
Alasan ketiga, jilbab dan kerudung buat kamu nggak eksis dan nggak bebas.
Hmmm.. ketahuan kan, orang yang mengatakan kalimat ini adalah mereka yang jadi follower hawa nafsu. Karena memang sebenarnya jilbab dan kerudung adalah pengingat saat kita mau maksiat. Nah, cewek yang katanya muslimah tapi nggak mau pake kerudung, sebenarnya cuma mau sekedar bebas ngelakuin maksiat. #hayo ngaku!!??!! jilbab dan kerudung adalah untuk kebaikan. Dan bukankah kebaikan adalah baik dan membaikkan kita??
Alasan keempat, pengen hatinya dulu yang berjilbab baru badannya
Mereka bisanya beralibi dengan banyaknya muslimah yang sudah mengenakan kerudung dan jilbab namun masih minus. Girls, tunjuk deh satu orang di dunia ini, siapa sih yang sempurna? nggak bakal ada. Termasuk juga kita. Mengenakan Jilbab dan kerudung adalah justru langkah awal dari kita buat melakukan perbaikan, walaupun nggak bakal pernah bisa sempurna. Fokus ke perbaikan diri kita aja, dan jangan mengalihkan masalah justru ke siapapun. Masalahmu akan kamu pertanggung jawabkan sendiri dihadapan Allah dan merekapun begitu. So, lupakan alasan dan segera mulai perbaikan
Dan masih akan banyak lagi alasan yang lainnya...
So, kalau kamu beli baju atau apapun, paling asyik memang kudu ditawar girls, tapi nggak buat aturan yang ditetapkan oleh Allah, yang pastinya konstan banget.
Allah SWT berfirman yang artinya, ”Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min,’Hendaklah mereka mengulurkan jilbab-jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". (QS Al-Ahzab : 59)
Dan dalam surat An-Nur ayat 31 yang artinya, "Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya…”
Hidup cuma sekali girls, dan kita kudu all out dalam melakukan sesuatu, jangan setengah- setengah. Seperti halnya saat kita mengaku muslimah, tapi kok nggak bangga dengan ciri khas seorang muslimah. Saatnya memilih dan menentukan jati diri kamu.
(NayMa/voa-islam.com).

Sumb: http://www.voa-islam.com/teenage/smart-teen/2013/06/03/24954/katanya-muslimah-neng-kok-nggak-pake-jilbab/
love

Ahmed Bukhatir_Yaa Umi

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Berbagi Ilmu - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger