Doa-doa Supaya Diwafatkan Husnul Khatimah
Oleh: Badrul Tamam
Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.
Saat menjelang kematian merupakan saat
kesempatan terakhir bagi setan untuk menyesatkan hamba Allah. Setan
berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkannya, bahkan terkadang menjelma
dalam rupa ayah dan ibunya.
Imam Ibrahim bin Muhammad bin Muflih al-Maqdisi al-Hambali dalam kitabnya Mashaaib al-Insan min Makaa-id al-Syaithan
pada Bab ke-22 mengupas tentang usaha setan untuk menyesatkan orang
mukmin pada saat kematian. Dalam bab tersebut, beliau menukilkan hadits
yang diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunannya bahwa Iblis berkata kepada
bala tentaranya pada saat kematian manusia: Berusahalah saat sekarang,
karena jika kalian gagal tidak akan ada kesempatan lagi.
Dari Wailah bin al-Asqa’ berkata bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “Talkin (tuntun)-lah orang yang hendak meninggal dengan Laa Ilaaha Illallaah
dan berilah kabar gembira dengan surga. Sesungguhnya orang yang mulia,
dari kaum laki-laki dan wanita kebingungan dalam menghadapi kematian dan
diuji. Sesungguhnya setan paling dekat dengan manusia pada saat
kematian. Sedangkan melihat malaikat maut lebih berat daripada seribu
kali tebasan pedang.” (HR. Abu Nu’aim)
Abdullah bin Ahmad berkata, “Pada saat
saya hadir dalam kematian bapakku, saya membawakan kain untuk mengikat
jenggotnya, sementara beliau dalam keadaan tidak sadar. Kemudian pada
saat beliau sadar, mengatakan, ‘Belum, belum!’ Beliau mengucapkan itu
berkali-kali. Saya bertanya kepada beliau, ‘wahai bapakku, apa yang
tampak padamu?’ Beliau menjawab, ‘setan berdiri di depanku sambil
menggigit jarinya seraya mengatakan, ‘aku gagal menggodamu wahai Ahmad.’
Saya katakan, ‘Belum, sebelum saya benar-benar meninggal’.”
Abu Hasan al-Qabisi dalam Risalah Ibnu
Abi Zaid meriwayatkan bahwa seorang hamba tatkala sedang menghadapi
kematian ada dua setan yang menggoda dari atas kepalanya. Salah satunya
berada di sebelah kanan dan satunya lagi di sebelah kiri. Adapun yang di
sebelah kanan menyerupai bapaknya lalu berkata, “Wahai anakku, saya
sangat sayang dan cinta kepadamu. Jika kamu mau mati, maka matilah
dengan membawa agama Nasrani sebab dia adalah sebaik-baik agama.” Dan
yang berada di sebelah kiri menyerupai ibunya dan berkata, “Wahai
anakku, perutku dahulu tempat hidupmu dan air susuku sebagai minumanmu
serta pangkuanku sebagai tempat tidurmu, maka saya minta hendaknya kamu
mati dengan membawa agama Yahudi sebab dia adalah sebaik-baik agama.”
Maka menurut Imam al-Ghazali, pada saat
itu Allah menggelincirkan orang-orang yang dikehendaki oleh-Nya
tergelincir. Demikian itu yang dimaksud dengan firman Allah,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (QS. Ali Imran: 8)
Maksudnya, Ya Allah janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kepada kesesatan pada saat kematian setelah
Engkau beri petunjuk kepada kami beberapa kurun waktu.
Jika Allah menghendaki hidayah dan
keteguhan pada hamba-Nya, maka datanglah rahmat dan Malaikat Jibril
untuk mengusir setan dan mengatakan kepada orang beriman, “Wahai orang
mukmin, mereka itu adalah musuh-musuhmu dari kalangan setan, maka
meninggallah kamu dalam keadaan membawa agama yang hanif dan syariat
Muhammad.” Dan tidak ada sesuatu yang paling dicintai oleh orang beriman
kecuali Malaikat itu dan itulah yang dimaksud firman Allah,
وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
“Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).”
(QS. Ali Imran: 8).” Selesai perkataan Imam al-Ghazali yang dinukil
Imam Ibrahim bin Muhammad al-Maqdisi dalam Menelanjangi Setan, hal.
277-278)
Oleh sebab itu penting sekali kita
meminta keteguhan kepada Allah dan dilindungi dari kesesatan khususnya
saat sakaratul maut, karena amal-amal kita ditentukan pada penutupnya.
Sangat banyak doa yang diabadikan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam yang bermakna permintaan agar akhir hayat husnul khatimah, di antaranya:
1. Doa agar diwafatkan di atas Islam:
- Doa Nabi Yusuf 'Alaihis Salam:
تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ
“Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.” (QS. Yuusuf: 101)
- Doa tukang sihir Fir’an yang telah bertaubat,
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (QS. Al-A’raaf: 126)
2. Doa diteguhkan di atas hidayah,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk
kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau;
karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran: 8)
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ
“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)
3. Doa agar diselamatkan dari godaan setan saat mengalami sakaratul maut.
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَرَمِ وَالتَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَمِّ
وَالْحَرِيقِ وَالْغَرَقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي
الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَنْ أُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا
وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا
“Ya Allah, sunguh aku berlindung
kepada-Mu dari pikun, terjatuh dari ketinggian, keruntuhan bangunan,
kedukaan, kebakaran, dan tenggelam. Aku berlindung kepada-Mu dari
penyesatan setan saat kematian, terbunuh dalam kondisi murtad dan aku
berlindung kepada-Mu dari mati karena tersengat binatang berbisa.” (HR. Al-Nasai dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Al-Jami’: no. 1282)
Makna berlindung dari penyesatan syetan
ketika datang kematian adalah dikuasai olehnya ketika berpisah dari
dunia sehingga setan berhasil menyesatkannya, menghalanginya dari
taubat, menghambatnya dari memperbaiki dirinya dan meninggalkan
kezaliman yang telah diperbuat sebelumnya. Atau menjadikannya putus asa
dari rahmat Allah, membenci kematian dan berat meninggalkan dunia
sehingga dia tidak ridha dengan ketentuan Allah padanya berupa kematian
dan berpindah ke negeri akhirat. Akibatnya dia mengakhiri hidupnya
dengan keburukan dan bertemu Allah dalam kondisi murka kepadanya.
(Disarikan dari keterangan Imam al-Khathabi dalam Hasyiyah al-Suyuthi).
Penutup
Sesungguhnya akhir hayat kita memiliki
kaitan dengan amal kita sejak sekarang. Siapa yang senantiasa menjaga
ketaatan kepada Allah dengan penuh keikhlasan, insya Allah dia akan
mengakhiri hidupnya di atas kondisi tersebut. Sebaliknya, siapa yang
mengotori hidupnya dengan maksiat dan kejahatan, atau bahkan sengaja
menyimpang, kesempatan taubat sering disia-siakan dengan menunda-nunda,
atau bahkan mencari-cari pembenaran atas kesalahan, maka biasanya dia
akan mengahiri hidupnya dengan su'ul khatimah. Semoga Allah
menyelamatkan kita dari kondisi semacam ini.
Selain itu, jangan lupa untuk senantiasa
berdoa dan memohon kepada Allah hidayah dan keteguhan sampai ajal
menjemput. Allah Mahakuasa terhadap alam semesta untuk menyesatkan atau
memberi petunjuk. Jangan tertipu oleh banyaknya amal shalih seorang
semua itu menjamin keselamatan sehingga merasa tak butuh kepada Allah.
semoga doa-doa di ata dapat membantu kita mengamalkan doa yang berisi
permintaan khusnul khatimah. Wallahu Ta’ala a’lam.
[PurWD/voa-islam.com]
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !